Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Film

Sutradara dan Pemain Ungkap Cerita di Balik Film Mungkin Kita Perlu Waktu

Sutradara Teddy Soeriaatmadja dan para pemain membagikan kisah di balik film Mungkin Kita Perlu Waktu.

9 Mei 2025 | 21.29 WIB

Pemeran hingga sutradara menghadiri konferensi pers film Mungkin Kita Perlu Waktu di Jakarta, Selasa, 6 Mei 2025. KathanikaFilms, Adhya Pictures, dan Karuna Pictures
Perbesar
Pemeran hingga sutradara menghadiri konferensi pers film Mungkin Kita Perlu Waktu di Jakarta, Selasa, 6 Mei 2025. KathanikaFilms, Adhya Pictures, dan Karuna Pictures

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Film drama keluarga Mungkin Kita Perlu Waktu karya Teddy Soeriaatmadja akan tayang pada Kamis, 15 Mei 2025. Film ini menceritakan renggangnya hubungan sebuah keluarga pasca kematian si anak sulung, Sara (Naura Hakim). Keluarga yang terdiri dari Restu (Lukman Sardi), Kasih (Sha Ine Febriyanti), dan Ombak (Bima Azriel) ini dari luar tampak baik-baik saja, namun masing-masing dari mereka menyimpan luka yang membuat rumah mereka terasa tidak lagi sama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Pilihan Editor: Sisi Eksploratif Sutradara Teddy Soeriaatmadja

Cerita di Balik Film Mungkin Kita Perlu Waktu

Pada acara Gala Premiere di Jakarta, Selasa, 6 Mei 2025, Teddy Soeriaatmadja selaku sutradara, penulis naskah, sekaligus produser, menceritakan proses di balik pembuatan film ini. Teddy mengatakan bahwa ini dimulai saat pandemi pada 2022, dirinya punya banyak waktu di rumah.

“Masa-masa ini menjadi refleksi saya mengenai keluarga, bagaimana keluarga bisa berfungsi secara sehat terlepas dari formatnya, apakah keluarga kandung, sambung, menikah, bercerai, antara anak dan orang tua, lalu suami dan istri,” katanya saat menghadiri konferensi pers di XXI Epiwalk, Setiabudi, Jakarta Selatan.  

Menurutnya, hal yang menarik untuk dieksplorasi dalam cerita ini adalah konflik-konflik subtil yang muncul dari dinamika komunikasi sehari-hari. Disebutkan juga bahwa membangun cerita yang digerakkan oleh emosi terpendam, suasana canggung, serta ekspektasi yang menekan, merupakan sebuah tantangan tersendiri. Meski tidak disampaikan secara meledak-ledak, jenis konflik seperti ini tetap memiliki kekuatan untuk menggerus emosi penonton dari dalam secara perlahan namun mendalam.

Kata Para Aktor tentang Peran di Mungkin Kita Perlu Waktu

Bima Azriel dan Tissa Biani yang memainkan karakter dengan gangguan mental mengaku hal tersebut tidak mudah. Bima mendalami karakternya dengan mencoba memahami latar belakang dari Ombak. Ia membaca naskah dan berbicara banyak dengan Teddy. Ia juga melakukan observasi dengan hal-hal yang ada di dekatnya, yaitu dirinya sendiri. "Ternyata ketika aku melihat karakter Ombak ini aku enggak terlalu jauh dengan karakter Bima aslinya gitu,” ungkap Bima.

Tissa Biani merasa senang bisa memerankan karakter Aleiqa. Menurutnya karakter ini merupakan perwakilan dari orang-orang di sosial media. “Relate banget, kita selalu menunjukan kesenangan kita, tapi kita enggak pernah tahu orang yang kelihatan happy di dalamnya tuh menyimpan apa sih?” katanya.  

Sha Ine Febriyanti mengungkapkan dirinya memiliki role model untuk memerankan karakter Kasih. “Secara gestur, saya juga lihat bagaimana dia ngomong, suaranya dan sebagainya itu mungkin secara bentuk saya copy paste dari orang yang punya pengalaman yang mirip dengan Kasih,” ungkapnya.

Sedangkan Lukman Sardi, merasa dirinya memiliki beberapa kesamaan dengan karakter yang dimainkan. “Kalau basically ayah, ya aku (seorang) ayah, basic suami, ya aku suami. Tentunya yang membedakan di sini situasi yang terjadi di dalam keluarga itu sendiri,” katanya. Ia melihat karakter Restu sebagai bapak yang punya tanggung jawab yang besar terhadap keluarganya. Karakter yang merasa denial dengan perasaannya sendiri, sehingga ia sulit untuk berkomunikasi dengan baik.

Naura Hakim yang berperan sebagai Sara merasa sangat relate dengan karakter Sara. “Jujur merasa related banget. Karena di film Mungkin Kita Butuh Waktu kan Sara ini jadi anak pertama dan itu jatuhnya jadi kayak pilar keluarga. Kayak perekat keluarga lah,” katanya. Ia menyatakan bahwa dirinya pun seperti itu di keluarganya, menjadi orang yang selalu menyatukan keluarganya. 

SOFWA NAJLA TSABITA SUNANTO

Pilihan Editor: Wawancara Tissa Biani: Film Bisa Jadi Ruang Aman untuk Bicara Kesehatan Mental

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Marvela

Lulusan jurusan Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara (UMN) pada 2021. Bergabung dengan Tempo sejak 2020. Menulis artikel hiburan untuk Tempo.co dan tokoh untuk majalah Tempo

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus