Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MEMBACA Satu Setengah Mata-mata serasa bertamasya bersama Nirwan Dewanto ke berbagai karya seni rupa, ke berbagai pameran seni rupa, bertemu dengan perupa. Sudah barang tentu karena ini sebuah tamasya bersama, Nirwan bukanlah seorang pemandu wisata. Atau, kalau pembaca merasa ia pemandu, ia bukanlah pemandu biasa. Ia pemandu yang menyimpan banyak pengalaman dalam dunia seni rupa (bertemu dengan karya dan perupaÂnya, menyimak wacana yang pernah hidup di dalamnya, dan sebagainya), dan dengan jelas ia sampaikan pengalamannya itu dalam bahasa yang tidak membuat kening berkerut—cuma mungkin ada yang perlu kamus bahasa Indonesia karena beberapa kata yang tak biasa digunakan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo