Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teroka

Tak Ada Perayaan di Hari Museum Nasional

Sebanyak 589 dari 817 benda bersejarah yang terimbas kebakaran Museum Nasional teridentifikasi. Penyebab kebakaran masih samar.

13 Oktober 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Hari Museum Nasional, 12 Oktober, tahun ini diselimuti suasana kelabu pasca-kebakaran Museum Nasional Indonesia.

  • Dari 817 koleksi yang terkena dampak kebakaran, 589 koleksi teridentifikasi.

  • Hampir sebulan berlalu, polisi belum memastikan penyebab kebakaran hebat di museum terbesar di Asia Tenggara tersebut.

Dua petugas keamanan tampak menjaga pintu gerbang Museum Nasional Indonesia pada Kamis, 12 Oktober 2023. Pada waktu yang sama, bertepatan dengan Hari Museum Nasional, tempat penyimpanan koleksi bersejarah tersebut masih ditutup untuk umum. Dari balik pagar, lima polisi terlihat hilir mudik. "Setiap hari ada 10 hingga 20 anggota kepolisian turut menjaga museum," ujar seorang petugas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kebakaran Museum Nasional pada Sabtu malam, 16 September lalu, merupakan musibah besar. Si jago merah melalap enam ruangan di Gedung A, yaitu Ruang Budaya, Ruang Peradaban Islam, Galeri Terakota, Galeri Keramik, Galeri Perunggu, dan Ruang Prasejarah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Museum Nasional Indonesia merupakan rumah untuk 190 ribu benda bersejarah. Dari jumlah itu, hanya sepersepuluh yang dipamerkan. Sisanya disimpan di ruang penyimpanan dan penelitian. Dalam enam ruang pameran yang terkena dampak kebakaran, terdapat 817 benda bersejarah.

Yang Jadi Korban

Ahmad Mahendra, pelaksana tugas Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya, mengatakan tim masih menyisir ruangan yang terbakar untuk menyelamatkan seluruh warisan peradaban tersebut. "Sejauh ini ada 589 koleksi yang berhasil diidentifikasi," ujarnya kepada Tempo, Rabu, 11 Oktober lalu.

Saat ini evakuasi berlanjut di Ruang Keramik, Galeri Terakota, dan Ruang Peradaban Islam. Berikutnya, kata Mahendra, Ruang Budaya. Namun ia belum dapat memastikan kapan identifikasi lanjutan tersebut dilakukan. Tim akan menyisir ruangan yang tersisa setelah petugas kepolisian memeriksa Ruang Budaya. "Jika pemeriksaan belum selesai, kami tidak mendapat izin untuk melakukan evakuasi dan identifikasi," ucapnya.

Tim Lab Konservasi mengidentifikasi benda-benda bersejarah dari bagian Museum Nasional Indonesia yang terbakar. Dok. Kemendikbudristek

Sebelumnya, Tim Khusus Penanganan Unit Museum Nasional Indonesia mengevakuasi koleksi di Galeri Perunggu dan Ruang Prasejarah. Proses itu dilakukan empat hari setelah kebakaran, yakni pada 20 September lalu. Beberapa koleksi yang ditemukan masih cukup utuh dan langsung teridentifikasi berupa arca-arca kecil berukuran 15 hingga 30 sentimeter.

Mahendra mengatakan, sembari melaksanakan evakuasi dan inventarisasi, mereka melakukan klasifikasi. Proses ini dimulai pada Senin, 2 Oktober lalu. Lebih dari 500 benda tersebut dikelompokkan berdasarkan tingkat kerusakan. Koleksi yang diselamatkan dibagi menjadi tiga kategori, yakni terkena dampak ringan, sedang, dan berat.

Namun tim saat ini masih berfokus pada penyelamatan. Terdapat 228 benda di daftar koleksi yang belum teridentifikasi. "Setelah klasifikasi selesai, baru kami analisis untuk menentukan rekomendasi perbaikan yang sesuai," tuturnya. Pengelola menargetkan pengklasifikasian tingkat kerusakan rampung bulan ini.

Untuk menyisir "korban" lain, petugas Museum Nasional bekerja dengan sederet tenaga ahli. Bantuan tersebut berasal dari Tim Balai Konservasi Borobudur serta Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII Provinsi Banten dan DKI Jakarta. Mahendra mengatakan mereka membantu mengatasi berbagai kesulitan, misalnya menangani koleksi yang tertimpa dinding yang runtuh akibat kebakaran.

Tim Lab Konservasi mengidentifikasi benda-benda bersejarah dari bagian Museum Nasional Indonesia yang terbakar. Dok. Kemendikbudristek

Fitra Arda, Sekretaris Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, menyatakan benda-benda bersejarah yang teridentifikasi disimpan di ruangan khusus. Kesulitan evakuasi, dia melanjutkan, terjadi di Galeri Terakota. "Gerabah terakota kondisinya terpecah. Kami harus sangat berhati-hati saat mengangkat serpihannya," katanya.

Menurut Fitra, rangkaian pemulihan koleksi Museum Nasional membutuhkan waktu panjang. Karena itu, selama proses tersebut berlangsung, museum yang juga dikenal dengan Museum Gajah tersebut tetap tertutup bagi publik.

Hingga kini belum ada keterangan mengenai penyebab kebakaran museum tertua di Asia Tenggara itu karena pemeriksaan petugas Pusat Laboratorium Forensik Markas Besar Kepolisian RI belum rampung. Dugaan sementara penyebabnya adalah korsleting listrik dari Gedung C yang sedang direnovasi.

ILONA ESTERINA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus