Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Apakah ribuan karya seni, sekian banyak pameran, dan bejibun perupa yang kita miliki tak ada gunanya? Juga berbagai macam profesi dan institusi yang terlibat dalam medan sosial seni? Bagi Aminudin T.H. Siregar (dikenal sebagai Ucok), semua itu memang demikian. Beberapa tahun lalu, dia menerbitkan Blup! (Pasir Impun Institut, The End of Publisher, Bandung, 2000), yang menyatakan kesia-siaan seni rupa (di Indonesia). Blup! ingin menyudahi perjalanan panjang seni rupa Indonesia (sic!). Seni rupa kita penuh ketiadaan makna. Itulah manifesto kenihilan seni Blup!.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo