<font face=arial size=1 color=#FF9900><B>Nadjib Riphat Kesoema</B></font><BR />Trio Psikolog

Psikologi bisa membikin kerja diplomat lebih efektif. Setidaknya itu pengalaman Nadjib Riphat Kesoema, 55 tahun, Duta Besar Indonesia untuk Belgia-Luksemburg dan Uni Eropa. Begitu tiba di posnya setahun lalu, Nadjib langsung menata sumber daya manusia yang ada.

Mula-mula dia berbincang rileks dengan setiap diplomat. Dari obrolan itu, Nadjib—seorang psikolog politik—memindahkan beberapa staf. Satu contoh, diplomat desk politik ditransfer ke desk komunikasi. ”Karena saya melihat dia akan jauh lebih berkembang di bidang itu,” ujar Nadjib kepada Tempo di Brussels, pada Idulfitri lalu.

Hasilnya efektif. Antara lain, pelayanan visa ke Indonesia, yang setahun lalu masih makan waktu sepekan, mulai Juli 2008 bisa kelar dalam waktu dua jam. Tapi Nadjib tak bekerja sendirian. Dia dibantu dua psikolog cantik dan bekerja gratis: Nino Riphat, istrinya, seorang psikolog anak; dan Nindia Shaqiena Riphat, putri sulungnya, psikolog industri. ”Nino teman diskusi saya,” ujar Nadjib. Adapun Nindi yang gemar riset, salah satu obyek risetnya adalah hambatan psikologis yang kerap melanda para diplomat karena hidup mereka selalu berpindah negara.