Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gara-gara terlibat dalam pertunjukan Java War! 1825-0000, Iwan Fals, 50 tahun, fasih berbicara tentang Pangeran Diponegoro. Pementasan yang dibuat Sardono W. Kusumo ini memang bercerita tentang pahlawan dari Gua Selarong itu. Iwan kebagian tugas membuat sepuluh lagu pengiring.
Bagi Iwan, pilihan Diponegoro untuk menyingkir dari keraton dan hidup di Tegalrejo bersama para petani merupakan wujud ketenangan batin seseorang. "Dia tak panik ketika amuk perubahan terjadi. Dia tetap melanjutkan proses kehidupan," ujarnya.
Kata Iwan, yang paling menarik adalah sekuen saat Merapi meletus. Bukannya lari tunggang-langgang seperti orang lain, Pangeran Diponegoro malah mengajak istrinya, Ratnaningsih, yang panik, kembali ke peraduan. Di antara debu dan batu yang beterbangan, suami-istri itu bersetubuh.
Menurut Iwan, beginilah seharusnya manusia menyikapi hidup. Apalagi perubahan alam tak bisa diduga. "Enggak usah saling menyalahkan. Tenang dan berlaku seperti biasa. Alam adalah kehendak-Nya. Kita lanjutkan saja hidup kita," ujarnya sambil mesem.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo