Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PERANG Teluk selesai. Lalu, apa yang akan dikerjakan Peter Arnett, wartawan CNN yang doyan meliput perang itu? Menikah? Mungkin. Soalnya, di tengah deru bom di Baghdad, ia tetap saja menjalin kisah asmaranya dengan Kimberley Moore, reporter untuk siaran bahasa Inggris televisi Israel di Tel Aviv. Arnett kenal Kimberley Moore di Florida, Amerika Serikat. Moore memang kelahiran Florida dan kini baru 23 tahun. Arnett pulalah yang menolong Moore untuk mendapatkan pekerjaan di Israel, setelah Arnett sendiri dipindahkan CNN ke Yerusalem, tahun lalu. Ketika Arnett berada di Baghdad, urusan Moore tak dilupakan benar-benar. Kontak sering terjadi, di antara dentuman bom, lewat satelit komunikasi CNN. Namun, derasnya hujan bom membuat kisah asmara terganggu pula. Suatu ketika, setelah Arnett susah payah menghubungi Moore, wartawan paling populer selama Perang Teluk ini hanya bisa mengucapkan kata-kata: "Jika saya selesai di sini, kita kawin, yuk." Moore tergagap-gagap dan menjawab, "Ya, ya, ya." Dor. Bom jatuh dan mengganggu hubungan telepon. Ketika ditanya majalah Ma'arev terbitan Israel, Moore memberi komentar, "Peter memanjakan saya. Saya merasa aman dekat dia." Kalau mereka betul menikah, ini yang kedua untuk Peter, yang kini 60 tahun. Istrinya yang pertama seorang wanita Vietnam -- oleh-olehnya dari Perang Vietnam -- tinggal di New York dengan dua anak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo