Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AGAKNYA boleh dibandingkan begini: pertandingan Richard Nixon
dengan Woodward dan Bernstein (wartawan-wartawan Washington
Post) sama degan pertandingan Jitzak Rabin dengan Dan Margalit
(wartawan harian Haaretz di Israel). Meskipun yang Nixon itu
lebih seru, tapi Nixon dan Rabin turun lari kursi jabatan karena
ulah para warwan.
Diketahui: Jitzak Rabin bersama isteAnya, Leah Rabin (49 tahun),
awal Maret lalu mengadakan kunjungan ke AS. Di Washington,
Margalit memergoki suami isteri Rabin punya uang simpanan di
salah satu bank AS. Ini bertentangan dengan UU: bahwa
warganegara Israel dilarang menyimpan uangnya di bank asing.
Tulisan Margalit di Hareetz menggoncangkan Rabin. Dan lewat
radio pemerintah tanggal 17 April ia mengumumkan keputusannya:
jabatan care taker Perdana Menteri dia letakkan, selain juga
mundur dari kedudukan sebagai Ketua Partai Buruh. Ini berarti
pula Rabin menarik diri dari pencalonan dalam Pemilu bulan Mei
ini.
Di Washington, kota di mana Margalit ditempatkan sebagai
koresponden, dia berkata di depan pers Washington:
"Sebenarnyalah, saya sedikit sedih. Di Israel ada pepatah: kalau
musuhmu jatuh, jangan merasa senang. Apalagi Rabin, dia bukan
musuh saya".
Mulanya, wartawan yang telah bekerja 12 tahun lamanya di harian
flareetz itu diberitahu isterinya. Sang isteri mendapat petunjuk
bahwa nyonya Perdana Menteri Israel, Leah Rabin, punya uang
simpanan di sebuah bank di kota ini. Margalit, yang waktu itu
sedang mengikuti perjalanan PM Rabin di New York, tidak percaya.
Dia memang boleh dibilang tidak pernah membayangkan kemungkinan
itu.
Tetapi ketika Dan Margalit tiba di Washington, ia tahu bahwa
tiga orang Israel yang bekerja di Kedutaan telah datang ke
National Bank of Washington. Salah seorang pegawai bank secara
spontan dan gembira berkata: "O, nyonya perdana menteri anda
kemarin kemari". "Apa maksud anda?", demikian reaksi si pegawai
kedutaan. Masih juga tercengang si pegawai kedutaan bertanya
lagi: "Maksud anda memberi tahu saya bahwa Leah Rabin punya
simpanan di sini?" Si pegawai bank kemudian membungkam mulutnya
(terlanjur ngomong).
Dan Margalit kemudian putar otak untuk mencari orang yang mau
dimintai tolong memasukkan uang tabungan -- atas nama Leah
Rabin. Tapi tidak berhasil. "Agaknya tak ada pilihan lain",
cerita Margalit di depan korps wartawan itu, "kecuali menjadikan
dia saya sendiri pahlawan".
Paginya Margalit datang ke bank tersebut. Dia serahkan uang
hanya AS$ 50 kepada kasir, agar dimasukkan dalam rekening Leah
Rabin. Kasir meneAma. Jumlah uang dicatat, tetapi Margalit tidak
diberi tanda terima. Tidak apa, yang penting dia sudah yakin
bahwa Leah Rabin memang "ada main" di situ.
Ia mulai menyusun berita, dan langsung ia kirim ke Jerusalem.
Jurubicara Rabin segera menelponnya: berusaha membujuk agar
tidak meneruskan usahanya membongkar soal uang simpanan itu, dan
mengatakan: "Anda tidak sedang menghadapi persoalan pribadi".
Jawab Margalit dalam telpon cuma: "heh heh-heh-heh".
Di hari yang sama ketika juru bicara Rabin menelpon Margalit,
Leah Rabin yang terpojok menelpon harian Hareetz. Leah mengaku,
ia memang punya simpanan pada sebuah bank di Washington tapi
jumlahnya hanya AS$ 2.000. PM Rabin sendiri kemudian membeA
keterangan bahwa ia turut bertanggung jawab terhadap simpanan
itu. Jumlahnya bukan cuma AS$ 2.000, tapi ASS 18.000. Jumlah ini
adalah jumlah ketika dia (Rabin) meninggalkan Washington seusai
jabatan duta besarnya di tahun 1973, dan bulan lalu jumlah
simpanan tinggal kira-kira AS$ 10.000.
Menurut pendapat Margalit UU yang melarang warga negara Israel
punya uang simpanan di bank luar negeri sebenarnya agak
keterlaluan. "Tetapi jika itu memang UU, maka Perdana Menteri
Israel-lah orang pertama yang harus mentaati".
Salah seorang wartawan Washington kemudian bertanya kepadanya:
apakah gajinya dinaikkan setelah berhasil membongkar
penyelewengan itu? "Tidak", jawabnya sambil angkat bahu.
"Kebiasaan itu hanya untuk orang-orang Amerika saja. Saya memang
mendapat bonus, tapi cuma tigapuluh dolar". Margalit tidak
menceritakan bagaimana nasib uang AS$ 50 yang dia masukkan ke
dalam rekening Leah Rabin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo