Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"KEINGINAN saya mengunjungi Cina sudah sejak umur sepuluh
tahun," ujar Muhammad Ali, bekas juara tinju dunia yang 17
Januari tahun depan genap berusia 38 tahun.
Dia terbang dari lapangan udara Kai Tak, Hong Kong, 18 Desember
lalu, dan itu kunjungannya yang pertama ke RRC.
Di Beijing dia memberi nasihat kepada para petinju Cina tentang
bagaimana menyiapkan diri untuk bertinju di gelanggang Olympiade
1984. "Mereka adalah masyarakat yang berdikari dan bisa
mencukupi kebutuhan mereka sendiri, tanpa bantuan sedikit pun
dari negara-negara Barat. Saya sangat mengagumi mereka," kata
Ali dengan suara keras.
Di lapangan udara Kai Tak, didampingi istrinya, Veronika serta
tim manajemennya, Ali menyempatkan diri untuk sesumbar tentang
konflik AS-Iran: "Saya benci sekali kepada kekerasan di mana pun
di dunia ini. Saya sangat berharap, suatu hari kelak hanya ada
damai saja di bumi ini." Lalu dia mengelakkan pertanyaan para
wartawan yang mendesaknya agar mengaku kepada siapa dia
berpihak. "Saya tak mau bicara politik!" katanya.
Ali diterima oleh Deng Xiaoping 19 Desember di Balai Rakyat
Beijing. "Cina adalah sahabat yang harus diperhitungkan," kata
Deng.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo