Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ANTARA kopi dan biola, mana yang menarik perhatian Menteri P dan K Prof. Dr. Fuad Hassan? "Penelitian" itu dicoba Rabu pekan lalu di kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Ketika menteri, yang mengaku peminum kopi kelas berat, ini berkunjung ke sana, seteko kopi hangat di hidangkan. Fuad dengan santai menuangkan kopi ke gelasnya. Namun, kopi itu tak diminumnya, gara-gara sebuah biola tergeletak tak jauh dari Menteri. "Biola itu memang pancingan kita 'kan tahu, Menteri suka biola," kata But Mochtar, Rektor ISI. Fuad, yang gemar biola sejak kecil, terpancing. Segera ia ke panggung, menyetemnya sebentar. Kemudian mengalunkan sebuah lagu klasik ciptaan Schubert, didampingi violis putri terkenal Luluk Purwanto. Setelah lagu selesai, dan tepuk tangan mereda, Fuad menukar biolanya dengan yang dipakai Luluk. "Lho, yang ini lebih enak," katanya setelah gasak-gesek sebentar. Dua mahasiswa ISI lainnya diminta naik panggung. Konser mini ini akhirnya mengalunkan tak kurang dari sepuluh lagu, berturut-turut, memakan waktu dua jam penuh. Dari klasik sampai lagu keroncong, dari ciptaan Beethoven sampai lagu Jali-Jali. Bahkan But Mochtar ikut naik panggung sebagai vokalis, ketika Fuad menggesekkan lagu Es Lilin. Puncak konser itu, ketika Fuad - yang dari tadi memimpin - membawakan Jali-Jali dalam irama keroncong. "Saya merasa lega sekarang," komentar Fuad setelah melepaskan biolanya. Kopi yang sudah dingin itu akhirnya diminum Fuad setelah beberapa jam dituangkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo