Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MENDIANG Pablo Picasso di akhir hayatnya tinggal di La
Californie, di Cannes, Perancis. 1 tahun lamanya. Pelukis paling
produktif ini punya kebiasaan: melarang buang apa saja barang
miliknya. Sehingga ketika La Californie diinventarisasi, ada
sebuah sikat gigi bekas di samping lukisan Braque yang dibungkus
koran. Kedua benda itu terletak di salah sebuah kamar mandi
rumah tersebut. Di bagian lain di dalam laci, ada bungkusan
kertas gambar dari tahun 1912. Di sebelah gulungan kertas gambar
ada manuskrip asli dari cerita sandiwara Perancis terkenal: Wu
Koi Sebuah tim pengacara dari 7 orang hingga kini telah
memiliki 31 buku besar berisi catatan tentang lukisan, gambar,
sketsa, patung dan hasil karya Picasso lainnya. Lewat sebuah
penelitian Picasso semasa hidupnya telah mengha silkan: 1.885
buah lukisan, 7.089 buah gambar, 1.228 buah patung, 3.222
keramik dan lebih dari 30.000 buah sketsa, grafis, buku catatan.
Semuanya tersebar di tiga istana miliknya, di dua buah rumahnya
di Perancis Selatan dan sebagian di 5 bank.
Diperkirakan kekayaan Picasso berjumlah 1.154 juta francs atau
sekitar 92.320 juta rupiah. Meninggal tahun 1973, di saat
terakhirnya menolak menulis testamen tentang kekayaannya. Lewat
perdebatan seru, saling buka rahasia, pengakuan-pengakuan yang
kadang penuh humor, dan konsiliasi keluarga yang tadinya saling
tersebar-sebar, tim pengacara berhasil merumuskan siapa-siapa
yang berhak mendapat warisan dari Picasso - setelah melewati
urusan 4 tahun lamanya.
Peninggalan Picasso jatuh pada seorang jandanya, Jacqueline
Rocque, 51 tahun. Dengan Jacqueline Picasso tidak punya anak,
dan sang janda kini tinggal di Notre Dame de Vie di Mougins.
Sebagai janda Picasso yang kedua, Jacqueline mendapat bagian 240
juta francs atau sekitar 11.200 juta rupiah.
Pemerintah Perancis dalam pada itu berhak mendapat seperempat
dari hasil karya Picasso selama 80 tahun itu. Picasso yang orang
Spanyol itu memang lebih terkenal di Paris. Sebuah museum untuk
karya-karya Picasso juga untuk hasil koleksi lukisannya seperti
buah tangan Renoir, le Nain, Derain dan Baithus akan didirikan.
Gedung antik dan cantik bernama Hotel Sale di Marais di Paris,
direncanakan akan dijadikan museum itu. Cuma belum ada keputusan
siapa yang akan membayar sekitar 40 juta francs sebagai uang
restorasi gedung tersebut.
Dalam pada itu pemerintah Perancis akan mengadakan penjagaan
agar karya Picasso tidak diekspor ke luar Perancis. Tahun 1944
cuma ada satu buah lukisan saja yang dimiliki sebuah museum di
Perancis. Kini ada sekitar 100 huah 50 buah di antaranya
dianggap karya terbaik - di seantero museum di negeri itu.
Claude, anak Picasso dari Francoise Gilot, perempuan yang tidak
dinikahinya, bahkan menganjurkan sebaiknya dibentuk sebuah
badan, Societe Picasso. Agar siapa saja yang memiliki karya
Picasso, kalau akan menjualnya, bersedia menghubungi itu badan.
Ini juga untuk menjaga agar hasil karya Picasso tidak turun
harga di pasaran.
Selain Jacqueline Rocque, 7 orang keturunan Picasso akan
mendapat bagian pula. Tidak peduli anak sah lewat perkawinan
atau hasil 'hidup bersama'.
Dari perkawinan pertama Picasso di tahun 1918 dengan Olga
Khokhlova, Pieasso mendapat seorang anak, Paulo. Paulo yang
meninggal di tahun 1975, punya dua orang anak dari dua orang
isteri: Marina (27 tahun) dan Bernhard (17 tahun). Keduanya
mendapat warisan 301 juta francs atau sekitar 24.080 juta
rupiah.
Claude (30 tahun). Paloma (28 tahun) dan Maia (42 tahun)
masing-masing mendapat 100 juta francs atau 8.000 juta rupiah.
Dua yang pertama adalah anak Francoise Gilot, yang juga pernah
terkenal menulis memoar tentang kehidupannya bersama Picasso.
Maka ia adalah anak Marie-There Walter juga tidak dinikahi.
Kehidupan Picasso dengan empat wanita inilah yang membuat rumit
cara pembagian warisannya. Tapi tidak ada seorang keturunan
Picasso yang terhitmg bisa melukis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo