BENARKAH njonja dikalangan pedjabat tinngi, tidak banyak punya
waktu terluang buat memperkembangkan pribadinja20-- ketjuali
membuntut gerak langkah sang suami?. "Saja tidak pertjaja itu",
kata Njonja Ross Elizabeth Dalrymple, isteri seorang diplomat
kelas satu dari Kedubes Australia di Djakarta. Buktinja? Awal
pekan bulan Djuni ini, liwat pameran sederhana sedjumlah 13 buah
lukisannja menundjukkan bahwa "kalau kita bisa setjara
sistimatis membagi waktu kapan mengatur rumahtangga, melajani
sang suami, dan kita mau mendisiplin dir, maka sekalipun malam
hari akan ada waktu buat melukis", katanja. Pameran terletak
disebuah artshop digedung Kartika Chandra. "Saja beranggapan
tiap orang itu perlu mengekspresikan dirinja, terlebih-lebih
bagi para ibu rumah-tangga". Dengan demikian, tentu sadja jang
terpenting adalah memilih "apa sebetulnja jang kita inginkan
sehingga baik selaku ibu rumahtangga manapun sebagai njonja
diplomat, tidak ada waktu jang ditjuri: suatu penjebab jang
bakal mengurangi harmonisnja kehidupan rumahtangga.
Bagaimana dengan sang suami? "Dia lebih banjak diam mengikuti
kegiatan saja ini". Tambahnja pula bahwa pameran jang
berlangsung ini sama sekali tidak berkaitan dengan kedudukan
suami saja sebagai diplomat. "lni kegiatan pribadi saja yang
seperti sudah saja lakukan baik di Canberra tahun 1966 maupun di
Manila dua tahun jang lalu": Di kediamannja di Kebajoran
terdapat sedjumlah lukisan "potret diri", lebih banjak dari pada
motif-motif lukisan lainnja "Ini saja buat sebagai djalan
pertama kalau sudah lama saja tidak melukis. Soalnja inilah
subjek jang paling saja kuasai" Tapi kemudian dia menjangsikan
diri karena "dengan begitu saja sekaligus djuga melakukan test
pada diri saja, apa betul saja ini kenal pada diri sendiri?".
Apa jang dilukiskannja dari Indonesia'? Bukan panorama atau
perempuan-perempuan Bali. Tetapi orang-orang sekelilingnja
Njonja Dalrymple melukis "Pak dan Ibu Hadji", "Ibu Prawiro",
salah seorang dari pelajannja Ibu dari dua anak jang berumur 12
dan 7 tahun ini menutup keterangannja dengan "Saja tidak
bersedia memberi komentar mengenai pelukis-pelukis kenamaan,
termasuk di Indonesia ini, karena saja melukis hanja sebagai
hobby, tidak lebih dari itu" Tetapi adakah dia bertjita-tjita
mentjapai predikat pelukis jang baik? "Kalau mau demikian, orang
melukis harus tidak henti-hentinja. Inilal barangkali sebabnja,
mengapa kaum wanita tidak pernah sampai ditingkat top ..........