Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DI akhir tahun ini, Icuk Sugiarto jatuh ketimpa tangga. Ia "jatuh" di Kejuaraan Malaysia Terbuka, Jumat dua pekan lalu, hanya sampai perempat final. Esoknya, "tangga" yang menimpanya adalah kesialan di Jakarta. Rumahnya, di kawasan Kosambi, dimasuki maling. Barang yang raib, segepok perhiasan, koleksi arloji, sejumlah pakaian, dan uang kontan Rp 9 juta. "Semuanya bernilai sekitar Rp 40 juta," kata Icuk pekan lalu. Kemalingan itu sudah dilaporkannya ke polisi. Namun, rasa penasaran membuat Icuk ringan kaki ke dukun, di bilangan Jakarta Barat. Sang Dukun, tutur Icuk, setelah mengucapkan ini-itu dan melihat dari kaca pembesar, ternyata menyerah. "Alasannya, dua hari sebelumnya, kaca pengintai yang biasa dipakai praktek pecah. Jadi, dia tidak melihat siapa yang menggerayangi rumah saya," kata Icuk kepada fotografer TEMPO Robin ong. Icuk, 26 tahun, akhirnya pergi ke dukun di kawasan Banten. Menurut Pak Dukun ini, maling itu masuk lewat pintu depan dengan kunci palsu. Jumlahnya ada enam orang. Belakangan, ucapan Pak Dukun berbeda lagi. Para maling bukan lewat pintu, tapi melalui genting dan terus menjebol eternit. Akhirnya, "Saya jadi ragu-ragu dengan ucapan dukun itu," kata wong Solo ini. Jadi, Icuk sudah pasrah. Budiono Darsono
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo