Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEBAIT tembang macapat pangkur dinyanyikan Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri di panggung #17anTempo Merayakan Chairil Anwar di teras Gedung Tempo, yang dihadiri sejumlah tokoh dan seniman, Senin malam pekan lalu. Tembang itu jadi pengantar puisi "Tak Sepadan" yang dibacakan Hanif. Pria 44 tahun itu begitu menjiwai setiap larik puisi tersebut.
Tepuk tangan bergemuruh ketika Hanif menyebut nama Dian Sastrowardoyo dalam puisi yang ia bacakan. Malam itu, Dian juga hadir untuk membacakan puisi Chairil.
Menurut Hanif, kekuatan bunyi dari tembang itu membantunya membaca puisi dan membuat penonton menikmatinya. "Sehingga baca puisinya enggak kering," tutur Hanif saat ditemui di kantornya, Rabu pekan lalu.
Hanif tampil satu panggung dengan Sophia Latjuba, yang membacakan "Hampa", serta mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. "Saya enggak tahu kenapa diberi puisi 'Yang Terampas dan yang Putus'," ucap Anies mengundang tawa hadirin. Menurut dia, Chairil menjadi bukti autentik bahwa kata-kata menjadi sejarah dan retorika bisa menjadi kuasa.
Acara yang dibuka dengan ceramah Goenawan Mohamad itu juga menampilkan mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said, yang membacakan "Kepada Kawan". Sudirman mengakui ini adalah pertama kali ia tampil membaca puisi setelah ujian akhir kesenian di kelas III SMP. Ia sepanggung dengan Dian Sastro, yang membacakan "Derai-derai Cemara", dan Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian dengan "Diponegoro".
Setelah itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kebagian membacakan dua puisi, "Kabar dari Laut" dan "Kepada Penyair Bohang". "Kalau Pak Sudirman baca puisi terakhir kelas III SMP, saya baca puisi terakhir ya sebelum dropout dari SMA. Hampir dua tahun ini juga saya baca puisi, yang teriakannya 3, 2, 1, tenggelamkan!" ucap Susi, disambut tepuk tangan penonton. Adapun aktris Sha Ine Febriyanti mengaku cukup sulit membacakan puisi yang memiliki makna spiritual yang dalam. "Saya harus membawakan dalam proyeksi keheningan, malam itu begitu meriah dan menyenangkan," tutur Ine, yang membacakan "Doa" dan "Di Masjid".
Acara dihadiri putri Chairil, Evawani Alissa, dan adik Chairil, Nini Toeloes. Sejumlah pejabat dan artis lain juga tampil, yaitu Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Agus Rahardjo, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Gubernur Banten Rano Karno, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana, Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin, Direktur Utama PT XL Axiata Dian Siswarini, Direktur SDM dan Umum Bumiputra Ana Mustamin, serta aktor Reza Rahadian.
Acara ditutup dengan penampilan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan aktris Raline Shah. Raline sempat berlatih kepada penulis dan sutradara teater Gunawan Maryanto. Ia juga banyak berlatih dengan ayahnya. "Aku orang Medan dan kami terbiasa berpantun. Papaku suka berpantun, jadi sekalian," tutur Raline, yang membacakan "Rumahku" dan "Penerimaan".
Kehadiran Sri Mulyani disambut gemuruh penonton. Puisi yang ia bacakan, "Aku Berada Kembali", seolah-olah mewakili kehadirannya kembali di kabinet. "Saya pikir saya yang dapat 'Penerimaan', soalnya Menteri Keuangan rindu penerimaan," ujarnya, disambut gelak tawa penonton.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo