Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Kisah cinta dengan puteri sala

Amir hamzah, kisah cintanya dengan puteri sala, ilik sundari (gadis yang sering disebut-sebut dalam puisinya) di ungkapkan oleh pengarang wanita nh. dini dalam tulisan berseri pada majalah femina. (pt)

14 November 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"SENYUM hatiku senyum", begitulah salah satu baris sajak Amir Hamzah yang terkenal. Sajak itu sedih sebenarnya: penyairnya ingin menghibur diri dari perasaan yang mengiris. Dan bertahuntahun setelah sajak-sajak melankolik penyair itu ditulis-sekitar tahun 30-an--orang masih bertanya-tanya: apa yang terjadi pada Amir? Sebab meski perasaan religiusnya dalam, Amir ini nampaknya tak cuma masygul karena kerinduannya kepada Tuhan. Banyak dugaan bahwa "buah rindu"-nya itu adalah akibat cinta yang gagal. Ia memang menikah dengan putri bangsawan yang masih termasuk keluarganya sendiri di Sumatera Utara. Tapi cinta sejatinya berada di tempat lain. Maka salah satu teka-teki terbesar kesusastraan Indonesia ialah: siapa gadis yang sering disebut secara samar-samar dalam puisi Amir Hamzah yang mengharukan itu? Ternyata dia seorang putri Sala. Pegitulah diungkapkan pengarang wanita Nh. Dini dalam majalah Femina pekan ini. Dalam tulisan berseri itu bahkan dimuat potret Amir dengan sang dara, yang bernama Ilik Sundari. Tak heran bila salah satu sajak Amir menyebut nama "Sendari Dewi", dan ternyata benar info pengarang Athei. Achdiat K. Mihardja kepada kritikus H.B. Jassin sekitar 20 tahun yang silam. Yakni bahwa gadis ini, Ilik Sundari ditemui Amir sewaktu bangsawan Langkat yang jadi penyair ini bersekolah di Sala. Cinta mereka tak sampai, dan Amir Hamzah dalam salah satu puisinya menulis, "Tuhanku apakah kekal ? " Tak ada yang kekal rupanya, meskipun Amir, kepada istrinya, putri Sultan Langkat, konon mengatakan, "Aku tetap mencintai gadis Jawa itu." Dan melalui puisinya cinta itu abadi, juga setelah Amir Hamzah mati terbunuh dalam revolusi sosial Sumatera Timur yang membasmi para bangsawan Melayu di tahun 1946.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus