TAMU negara mulai berdatangan. Salah satunya adalah Putri Basma bint Talal bin Abdallah Ibn Al Hussein -- begitu nama lengkapnya. Adik ketiga Raja Hussein dari Yordania ini datang sebagai "tamu negara tak resmi". Lulusan Universitas Oxford ini adalah tokoh yang sibuk dengan kegiatan sosial. "Saya diundang oleh Mrs. Rukmana. Selaku ketua dari banyak organisasi sosial di Indonesia, ia mengundang saya untuk melihat organisasi wanita dan sosial di sini," ujar putri yang sederhana ini. Yang disebutnya Mrs. Rukmana adalah Nyonya Siti Hardiyanti Indra Rukmana yang biasa dipanggil Mbak Tutut. Itulah sebabnya, sejak kedatangannya Senin pekan lalu, Putri Basma selalu didampingi Mbak Tutut, kecuali pada kunjungannya ke Yogya. Sang Putri kagum akan kegiatan ibu-ibu Dharma Wania. "Semua istri pegawai negeri terlibat sekali dalam segala lapangan. Di Yordania, lembaga seperti Dharma Wanita tak ada. Tapi para wanita juga aktif dalam berbagai bidang, sesuai dengan bakatnya masing-masing," kata Basma. Bersama suaminya, Walid Ismail Al-Kurdi, dan Farah, anak tertua dari empat anaknya, Putri Basma sempat melihat Candi Borobudur. Didampingi Nyonya Titik Prabowo, adik Mbak Tutut, Putri Basma dengan antusias melihat relief-relief candi. Butir-butir keringat membasahi wajahnya sampai seorang petugas memayunginya. Semula ia menolak dipayungi. "Belum perlu untuk saya," katanya ramah. Di Desa Sinduadi, Kabupaten Sleman, Basma sempat belajar membatik. "Saya harus mencontoh pola yang sudah ada," katanya, sembari terus melirik contoh pola batik di sampingnya. "Suatu ketika saya harus kembali untuk membatik." Di Bali, Basma diantar Mbak Tutut berkunjung ke berbagai pusat seni. Ia membeli anting-anting, kalung, cincin, gelang perak, dan kain tenun tradisional cagcag.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini