Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Kunjungan putri basma

Putri basma diundang ny. siti hardiyanti rukmana, utk melihat organisasi wanita dan sosial di indonesia. ia bersama suami, walid ismail al-kurdi dan farah sempat berkunjung ke borobudur dan bali.

12 Mei 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAMU negara mulai berdatangan. Salah satunya adalah Putri Basma bint Talal bin Abdallah Ibn Al Hussein -- begitu nama lengkapnya. Adik ketiga Raja Hussein dari Yordania ini datang sebagai "tamu negara tak resmi". Lulusan Universitas Oxford ini adalah tokoh yang sibuk dengan kegiatan sosial. "Saya diundang oleh Mrs. Rukmana. Selaku ketua dari banyak organisasi sosial di Indonesia, ia mengundang saya untuk melihat organisasi wanita dan sosial di sini," ujar putri yang sederhana ini. Yang disebutnya Mrs. Rukmana adalah Nyonya Siti Hardiyanti Indra Rukmana yang biasa dipanggil Mbak Tutut. Itulah sebabnya, sejak kedatangannya Senin pekan lalu, Putri Basma selalu didampingi Mbak Tutut, kecuali pada kunjungannya ke Yogya. Sang Putri kagum akan kegiatan ibu-ibu Dharma Wania. "Semua istri pegawai negeri terlibat sekali dalam segala lapangan. Di Yordania, lembaga seperti Dharma Wanita tak ada. Tapi para wanita juga aktif dalam berbagai bidang, sesuai dengan bakatnya masing-masing," kata Basma. Bersama suaminya, Walid Ismail Al-Kurdi, dan Farah, anak tertua dari empat anaknya, Putri Basma sempat melihat Candi Borobudur. Didampingi Nyonya Titik Prabowo, adik Mbak Tutut, Putri Basma dengan antusias melihat relief-relief candi. Butir-butir keringat membasahi wajahnya sampai seorang petugas memayunginya. Semula ia menolak dipayungi. "Belum perlu untuk saya," katanya ramah. Di Desa Sinduadi, Kabupaten Sleman, Basma sempat belajar membatik. "Saya harus mencontoh pola yang sudah ada," katanya, sembari terus melirik contoh pola batik di sampingnya. "Suatu ketika saya harus kembali untuk membatik." Di Bali, Basma diantar Mbak Tutut berkunjung ke berbagai pusat seni. Ia membeli anting-anting, kalung, cincin, gelang perak, dan kain tenun tradisional cagcag.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus