Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TERJUN payung bagi Yasmin Mandagi, 32, bisa berarti obat pelipur lara. Setelah Robby Mandagi tewas dalam kecelakaan pesawat Piper Navajo di lapangan Rumpin, Serpong, Jawa Barat, Mei lalu, Yasmin seolah ingin menandai 40 hari kerr.atian suaminya dengan terjun. Itu dilakukan Yasmin pada Jumat dan Minggu pekan lalu di arena Indonesia Air Show (IAS) 1986 yang ditutup Selasa pekan ini. Agar lebih lengkap, Yasmin sengaja memakai pakaian terjun suaminya. "Untuk lebih mengenang Robby," katanya setelah penerjunan ke-902, dan sukses. Maklumlah, olah raga dengan risiko maut ini juga yang mempertemukan Yasmin dengan Robby Mandagi -- teman sekampus di ITB Bandung. Bahkan, seminggu sebelum menikah, keduanya sempat terjun bersama memeriahkan HUT ABRI di Madiun, 5 Oktober 1982. Tak cuma itu, ibu dua anak asuh -- dengan Robby ia belum dikaruniai anak -- yang mengenal terjun payung sejak tahun 1977 ini juga mencatat sejumlah prestasi. Sudah 31 gelar juara, beregu dan perorangan, diraihnya. Di bekas pelabuhan udara Kemayoran itu, Yasmin, yang diundang panitia IAS beserta 14 penerjun 1-6-5 Skydivers, memang tampil memesonakan. Antara lain dengan membentuk formasi "bintang" sebanyak 8 orang yang tergolong sulit dilakukan. "Terjunnya bagus sekali, formasinya juga bagus," tutur Yasmin. Yasmin, calon sarjana Seni Rupa ITB, kini bekerja sebagai interior designer PT Hakada. Tapi, ia, yang seolah dunianya dari payung ke payung ini, belum merencanakan membuat desain sambil terjun. Ada yang mau pesan?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo