Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Merayakan ulang tahun ke-19

Siti hutami endang adiningsih soeharto, merayakan hut ke-19, bersama-sama dengan hut ibunya, ny. tien soeharto. (pt)

4 September 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SENIN, 23 Agustus siang. Hari itu sebetulnya Presiden Soeharto cukup repot. Bersama Nyonya Tien Soeharto, pagi hari yang sama harus meresmikan gedung LIPI yang baru. Setelah itu di Istana Negara ada pembukaan seminar Tenaga Kerja Wanita. Tapi di samping suasana dinas ini toh tak bisa dilalaikan suasana keluarga. Begitulah, sementara para keluarga dekat presiden telah menunggu di Jalan Cendana 6 -- kediaman kepala negara -- Presiden dan nyonya cepat berganti busana. Pak Harto kemudian mengenakan kemeja batik latar hitam dan Ibu Tien mengenakan gaun kotak-kotak miring. Tepuk tangan segera bergema ketika pasangan ini memasuki ruangan. Hari itu, Nyonya Tien Soeharto, genap berusia 59 tahun. Dan Nyonya Tien Soeharto -- yang mengajak hadirin untuk membaca Al-Fatihah-tidak berulang tahun sendirian. Siti Hutami Endang Adiningsih, putri terbungsu Presiden Soeharto, juga merayakan hari ulang tahun yang sama dengan ibunya. Usia Mammiek -- begitu dia biasa dipanggil -- genap 19 tahun. Putri bungsu ini pulalah yang di malam 30 September, 1965, (waktu itu usianya masih 14 bulan), secara tidak langsung telah menyelamatkan ayahnya dari aksi Gerakan 30 September. Mammiek waktu itu harus dirawat di RSPAD (kini RS ABRI Gatot Subroto) karena luka lepuhnya. Sang ayah karena itu tak berada di rumah (waktu itu di Jalan Agus Salim), hingga selamat dari gerakan yang telah menewaskan sejumlah perwira tinggi AD itu. Tetapi Mammiek hari itu telah menelepon Direktur PFN, Brigjen G. Dwipayana. Berbicara langsung di telepon, Mammiek minta agar Dwipayana membujuk TVRI untuk tidak menyiarkan perayaan ulang tahun ibunya. Televisi yang sedianya akan menyiarkannya pada acara Warta Berita, mengurungkan niat. Sebabnya? "Mammiek tidak mau diekspos di televisi," jawab seorang keluarga dekat Pak Harto. Tambahnya: "Mammiek memang pemalu."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus