Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ADA dua pejabat tinggi Indonesia yang sakit secara berbarengan.
Mereka adalah AM. Yang pertama, Menteri Luar Negeri Adam Malik,
yang menderita hepatitis dan berbaring beberapa hari di RS
Sumber Waras. Yang kedua, Ali Murtopo, yang namanya cukup
terkenal itu. Keduanya tampak hadir dalam KTT ASEAN di Kuta,
Bali. Ali kemudian balik ke Jakarta, di hari KTT itu dibuka.
Sedangkan Malik, sebagai Menteri Luar Negeri -- walaupun saat
itu dia telah capek sekali -- tentu saja tidak bisa absen.
Rumah sakit yang dipakai Adam Malik cukup baik, tapi rupanya
karena baru ketiban pejabat tinggi seperti Malik, terpaksalah
seperangkat kursi (yang kemungkinan besar dari kamar direktur)
dipindahkan ke kamar Malik. Apalagi Menteri Luar Negeri Korea
Selatan Tong Jin Park dalam kunjungannya ke Jakarta baru-baru
ini, menyempatkan diri untuk menjenguknya. Tapi mengapa Malik
tinggal di RS Sumber Waras? Bisikan mengatakan karena
Padmosumasto SH. Dia ini kawan karib, dan kebetulan jadi ketua
yayasan rumah sakit tersebut.
Ali Murtopo dirawat di RS St. Carolus, Ali menderita penyakit
serupa dengan Presiden Suharto. Operasi kantong empedu.
"Penyakit ini sudah saya rasakan sejak tahun yang lalu", ujar
Ali yang pagi itu mengenakan piyama lorek-lorek. Tamu Ali cukup
banyak. Mulai dari Presiden Suharto dan nyonya, sampai bekas
Duta Besar Indonesia di Belanda, Alamsyah. Tentu saja anak
buahnya tidak ketinggalan. Nyonya Ali Murtopo juga menginap di
sana. "Bapak kuat sekali kok", ujar sang isteri, "dari ICU
(setelah dioperasi Ali Murtopo berbaring dulu untuk beberapa
hari di ICU ) ke kamarnya, jalan sendiri". Berat badannya justru
jadi naik tinggal beberapa minggu di rumah sakit. "Saya baru
tahu, bahwa orang harus banyak minum untuk tidak sakit seperti
saya ini", kata Ali. Apa karena Ali orang Jawa? "Betul. Lha
orang Jawa itu kalau minum kan cuma sripit pagi, sripit siang
dan kemudian malam" Akhir minggu lalu, kedua AM telah pulang ke
rumah masing-masing. Untuk sementara tidak langsung bekerja
aktip, tapi harus istirahat dulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo