Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Pemandu Wisata Para Pemimpin Dunia

Mura Aristina bolak-balik menjadi pemandu tokoh dunia yang mengunjungi Candi Borobudur. Dari Barack Obama hingga Kaisar Jepang.

 

30 Juni 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Mura Aristina merupakan pemandu di Candi Borobudur yang bolak-balik mendampingi tokoh dunia.

  • Dari Barack Obama, Pangeran Charles, hingga yang terbaru, Kaisar Naruhito dari Jepang, pada pekan lalu.

  • Lulusan SMA ini awalnya merupakan tenaga kebersihan di Candi Borobudur.

Dengan kemeja batik lengan panjang, pantalon, dan pantofel kulit, pria itu terlihat berbeda dari para turis di Candi Borobudur yang berpakaian serba-santai. Dengan ramah ia menjelaskan secara rinci sejumlah relief di kuil peninggalan dari abad IX itu. Dia memang harus berpakaian rapi pada waktu kerjanya di obyek wisata paling tersohor di Indonesia tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namanya Mura Aristina, 41 tahun. Jabatannya, pemandu sekaligus staf edukator dari Balai Konservasi Borobudur. Pekerjaan itu mengantarnya ke posisi yang diidam-idamkan banyak orang: mendampingi banyak tokoh dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebut saja Pangeran Charles—kini Raja Inggris—Barack Obama, Presiden Singapura Tony Tan Keng Yam, Raja Swedia Carl XVI Gustaf, dan sejumlah Miss Universe. Terakhir, pada Kamis, 22 Juni lalu, Mura mendampingi Kaisar Jepang Naruhito berkeliling Candi Borobudur.

Langkah Mura di Candi Borobudur dimulai saat lulus SMA pada 2004. Awalnya, dia menjadi tenaga kebersihan. Sembari menyapu, dia selalu mempelajari setiap detail candi peninggalan wangsa Syailendra tersebut. Setiap bacaan yang mengandung cerita dari relief dan sejarah Borobudur ia babat habis.

Kaisar Jepang Naruhito (kiri) didampingi Mura Aristina saat mengunjungi Taman Wisata Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, 22 Juni 2023. Tempo/Maria Arimbi

Suatu hari, seorang pengunjung bertanya soal relief kepada Mura. Sambil memegang sapu, Mura menjelaskan secara panjang lebar. Merasa puas atas penjelasan Mura, pengunjung itu memberikan uang tip. “Saat itu saya berpikir bahwa pemandu adalah pekerjaan yang menyenangkan dan bermanfaat," kata Mura saat ditemui Tempo pada Selasa, 27 Juni 2023. 

Pada 2008, pengelola membuka lowongan pekerjaan untuk staf edukator dan pemandu. “Saya mendaftar dan alhamdulillah diterima," kata Mura. Dia pun menjalani hari-hari baru di Borobudur sebagai pemandu. 

Awalnya, Mura sempat pesimistis bisa menjadi pemandu yang baik. Dia memang memahami setiap seluk-beluk Borobudur. Tapi, kalau harus menjelaskannya kepada turis asing, sulit. Sebab, bahasa Inggrisnya cetek. Padahal hampir semua wisatawan mancanegara yang datang ke situs warisan dunia itu membutuhkan jasa pemandu.

Mura tak patah semangat. Dengan bahasa Inggris yang patah-patah, dia hakulyakin tetap bisa menjawab semua pertanyaan soal Borobudur. Modal pertama, kamus yang selalu dia tenteng setiap bertugas. Modal kedua, kursus kilat bahasa Inggris. Saat itu tekadnya cuma satu: bisa berdialog dalam bahasa Inggris tanpa bantuan kamus. Cita-cita itu tercapai dalam hitungan bulan.

Menjadi pemandu merupakan pekerjaan yang mengasyikkan bagi Mura. Dia mendapat banyak pengalaman unik. Misalnya, saat mendampingi Agus Aris Munandar, arkeolog dari Universitas Indonesia, beberapa waktu silam. "Waktu itu beliau masih S-2, mau ujian S-3 dengan disertasi tentang Candi Borobudur," kata Mura. Di sela pendampingannya, Mura berkesempatan menyaksikan langsung ujian doktoral Aris, yang kini menjadi guru besar arkeologi UI.

Barack Obama (kanan) dan Mura Aristina saat mengunjungi Candi Borobudur, Magelang, 2017. Antara/Anis Efizudin

Memandu Tokoh Dunia

Mura Aristina pertama kali masuk media massa pada 2017, saat dia mendampingi Barack Obama, Presiden Amerika Serikat periode 2009-2017. Selama 30 menit, Mura terus berada di samping presiden ke-44 AS tersebut.

Seberapa istimewa posisi itu? Gambarannya begini. Meski saat itu tak lagi menjadi presiden—Obama berlibur ke Indonesia sepekan setelah purnatugas—pengamanan dari Dinas Rahasia AS tetap sangat ketat. Semua harus steril. Bahkan petugas keamanan Indonesia pun tak boleh berada di lingkaran terdekat Obama. "Hanya saya yang boleh berinteraksi langsung selama kunjungan itu," ujar Mura.

Tak ingin kehilangan kenangan akan momen spesial itu, Mura mengambil ponselnya, lalu mengambil potret Obama. Sejurus kemudian, pengawal Obama, yang semuanya tinggi besar dan kekar, langsung menyambar dan menyita ponsel Mura. "Saya tak tahu ada aturan tak boleh berfoto bersama," katanya.

Bukan Obama kalau diam saja melihat insiden seperti itu. Tokoh dunia yang tinggal di Menteng, Jakarta Pusat, dari usia 6 sampai 10 tahun itu malah menawarkan diri untuk berfoto bersama. Mura, yang telanjur ketakutan, tak berani langsung mengiyakan. Dia baru yakin tak terlibat masalah setelah Obama meminta pengawal mengabadikan fotonya dengan Mura di area candi. 

Terbaru, Mura mendampingi Kaisar Naruhito, pemimpin kerajaan Jepang, pada pekan lalu. Dia mengikuti jejak ayahnya, Akihito, yang pergi ke Borobudur pada 1991. Sejumlah pejabat, termasuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, ikut menyambutnya. Tapi, selama Kaisar Naruhito mengelilingi Borobudur, yang luasnya 2.500 meter persegi, hanya Mura yang selalu berada di sisi tamu agung tersebut.

Supaya dialog lebih menyambung, dia mencari tahu latar belakang Sang Kaisar. "Karena background pendidikannya tentang pengairan, saya bicara tentang relief yang menceritakan sungai-sungai," ujar Mura. 

Dia sangat terkesan pada keramahan dan antusiasme Kaisar Naruhito mempelajari Candi Borobudur. Menurut Mura, Naruhito banyak bertanya soal jaladwara, struktur berukir yang berfungsi sebagai saluran air. "Umumnya, jaladwara berbentuk menyerupai ikan. Mulutnya menganga dan bibir atasnya melingkar ke atas seperti belalai gajah yang diangkat," kata Mura. 

Ketatnya pengawalan tak menutupi pembawaan Kaisar Naruhito yang hangat. Selama berada di bagian atas candi bertingkat sepuluh tersebut, Mura melanjutkan, Naruhito banyak berswafoto dari ponsel pribadinya. "Beliau santai dan menyenangkan," ujar Mura. Kali ini, Mura memilih membiarkan tamunya itu menikmati waktu di Borobudur ketimbang melayani permintaan foto bersama.

MARIA ARIMBI HARYAS PRABAWANTI (MAGELANG)
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus