Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Bandung Care adalah komunitas aliansi mahasiswa se-Bandung Raya.
Kegiatan amal mereka khususnya menyasar kalangan penyandang masalah kesejahteraan sosial.
Di beberapa kegiatan, mereka juga mengajak warga menjadi relawan.
Kelvin Mohammad Yusron berkeliling menjemput setumpuk pakaian layak pakai yang akan disumbangkan dan dilelang untuk donasi pada Ahad ini, 17 Desember 2023, di sekitar Lapangan Gasibu Bandung. Aksi sosial itu jamak dilakukan komunitas Bandung Care alias bdgcare.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Belakangan mereka ikut terlibat dalam pengumpulan donasi, misalnya untuk rakyat Palestina bersama komunitas lain. Kegiatan lainnya membantu seorang disabilitas netra penjual gorengan untuk menghidupi istri dan dua anaknya, serta dua adik ipar yang masih bersekolah. Selain itu, pada Oktober lalu, mereka mengajak relawan untuk terlibat dalam acara Paint with Care, yaitu melukis bersama anak-anak TK Aisyiah 24 di Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyandang masalah kesejahteraan sosial dan isu pendidikan di sekitar Bandung menjadi target sasaran komunitas yang dibentuk pada 26 Januari 2019 itu. Kelvin, 24 tahun, mendirikannya bersama temannya saat SMA, Hanifa Nurul Aulia. Ketika kuliah, keduanya merasa pengabdian mahasiswa kepada masyarakat seperti hilang sehingga tergerak membentuk komunitas itu.
Anak-anak bermain pada acara Paint With Care yang diselenggarakan oleh Bandung Care di Panti Sosial Asuhan Anak Kurnia Asih, Jawa Barat, 15 Oktober 2023. Dok. BC
Hanifa merupakan alumnus Teknik Elektro Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Adapun Kelvin lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Pasundan di Bandung pada 2022. Bahkan Kelvin menjadikan komunitas itu sebagai obyek penelitian tugas akhir kuliahnya. Skripsinya berjudul "Pola Komunikasi di Komunitas Bandung Care". “Komunitas ini aliansi mahasiswa se-Bandung Raya,” kata Kelvin, Kamis, 14 Desember lalu.
Awalnya ada sekitar 100 mahasiswa dari berbagai kampus bergabung lewat media sosial. Seleksi alam kemudian menyisakan 50 anggota. Uniknya, sejak dulu sampai sekarang, mayoritas anggota Bandung Care adalah perempuan yang jumlahnya bisa sampai 80 persen.
Pertemuan secara langsung mereka lakukan di ruang publik area Balai Kota Bandung untuk membahas visi-misi hingga tagline komunitas, yaitu Memberi, Mengajar, dan Membimbing. Fokus mereka khususnya adalah kalangan penyandang masalah kesejahteraan sosial, seperti tunawisma, gelandangan, pemulung, dan pengamen, serta anak-anak yatim piatu atau tanpa orang tua.
Kegiatan perdana mereka adalah mengerahkan 25 anggota untuk mengajar di sebuah panti asuhan di Jalan Ciroyom per dua minggu selama dua bulan. Rencananya, pada Februari tahun depan, mereka akan menggelar program amal besar-besaran dengan membagikan 10 ribu nasi kotak sambil berkonvoi naik Bandung Tour on Bus alias Bandros. Aksi itu juga ingin menggaet kelompok lain seperti komunitas sosial dan otomotif.
Acara Paint With Care yang diselenggarakan oleh Bandung Care di Panti Sosial Asuhan Anak Kurnia Asih, Jawa Barat, 15 Oktober 2023. Dok. BC
Tiap tahun mereka mengadakan rekrutmen terbuka lewat akun media sosial @bdgcare. Pendaftar bisa sampai 100 orang. Seperti melamar pekerjaan, peminat diminta mendaftar lewat formulir secara daring, kemudian melampirkan riwayat hidup, dan yang lolos menjalani seleksi wawancara. Jumlah anggota baru per angkatan dibatasi hanya 30 orang. “Benar-benar anggota yang berkualitas saja dan bisa mengabdikan diri ke masyarakat secara penuh,” ujar Kelvin.
Seorang anggota baru angkatan kelima, Kelsa Siti Hulasatul Wafa, mengatakan alasannya bergabung ke komunitas itu adalah menambah pengalaman dan wawasan. Mahasiswa baru fakultas hukum di sebuah kampus swasta di Bandung ini sudah mengikuti sejumlah kegiatan, seperti ikut acara Paint with Care hingga berbagi makanan berat dan pakaian layak pakai dalam program Jumat Berkah setiap dua pekan sekali. “Untuk kegiatan, setiap anggota membayar iuran bulanan Rp 15 ribu,” ujarnya. Di luar itu, mereka juga boleh berdonasi untuk acara amal komunitas.
Sejauh ini Kelvin masih ikut mengawasi dan terlibat dalam kegiatan sambil menjaga keberlangsungan komunitas di sela pekerjaannya sebagai brand marketing specialist sebuah perusahaan fashion retail. Meski begitu, keterlibatannya sebagai pendiri pernah ditolak sebuah angkatan yang dinilai menutup diri, termasuk dengan komunitas lain.
Acara Paint With Care yang diselenggarakan oleh Bandung Care di Panti Sosial Asuhan Anak Kurnia Asih, Jawa Barat, 15 Oktober 2023. Dok. BC
Meskipun program kerja komunitas tetap berjalan, anggotanya terpecah dua kubu. “Mungkin mereka ingin berinovasi, punya identitas sendiri dan kebaruan, tapi jalannya salah,” ujar Kelvin. Dia menilai kepengurusan pada angkatan itu membuat komunitas menjadi seperti organisasi mahasiswa di kampus yang formal.
Dalam beberapa kegiatan acara amal, Bandung Care juga mengajak warga yang ingin ikut menjadi relawan untuk berbagi dan menumbuhkan empati. Adapun donasi, selain digalang secara terbuka di media sosial, berasal dari dana corporate social responsibility (CSR). “Tapi, kalau dari politik, DPRD begitu, kita enggak,” kata Kelvin.
Biasanya, setiap acara komunitas diikuti sekitar 40 anggota. Terkadang ada anggota lama yang bekerja di Jakarta menyempatkan diri ke Bandung untuk bergabung.
Pertemuan anggota di luar acara amal lazim dilakukan secara daring ataupun luring di gedung Bandung Creative Hub di Jalan Laswi, Kota Bandung. Selama lima tahun berjalan, komunitas punya program kontinu untuk mendukung cabang Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia di Jalan Pajajaran. “Kami kasih semangat anak untuk bisa survive dari penyakit kankernya,” ujar Kelvin. Beberapa di antaranya dengan bermain dan belajar bersama setiap sebulan sekali.
Rutinitas lain adalah menyambangi beberapa panti asuhan yang kurang mendapat perhatian. Di daerah Jalan Ciwastra, misalnya, mereka membagikan bahan pokok dan alat belajar di sekolah untuk 20 penghuni panti yang dikhususkan untuk anak perempuan. Panti itu, menurut Kelvin, pada 2020 sempat mengalami kesulitan membayar sewa tempat. Biayanya Rp 50 juta per dua tahun. Masalah itu teratasi setelah ikut juga diberitakan oleh media massa. “Sekarang sudah ada donatur tetap.”
Kelvin bercita-cita membeli suatu tempat di daerah Bandung Selatan sebagai rumah singgah buat orang sakit sambil dibantu aksesnya untuk berobat. Ia menargetkan bisa mewujudkannya pada 2026.
ANWAR SISWADI (BANDUNG)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo