SONIA Carrascalao, 18 tahun, putri kedua Gubernur Timor Timur yang bermukim di bilangan Pondok Indah, Jakarta Selatan, masih nyenyak tidur ketika pagi buta 6 November lalu ia mendengar suara gaduh di lantai bawah rumah bertingkat itu. Karena mengira dua pembantunya berkelahi sepagi itu, Sonia bangun. Tapi dara ayu ini urung marah. Salah seorang pembantu wanitanya bukan sedang bercakar-cakaran, tapi sedang disekap empat perampok. "Saya langsung kembali ke kamar. Takut," tuturnya. "Soalnya, para perampok itu mengambil pedang yang dipajang di dinding. Itu pedang pusaka." Begitu keadaan di bawah menyepi, Sonia berteriak. Celaka, tak ada sahutan. "Saya kira dia mati," ceritanya kepada Tri Budianto Soekarno dari TEMPO. Teriakannya juga tak menyentuh kuping tetangga. Maklum, di kawasan gedungan itu rumah pada berjauhan. Cuma yang mengherankannya adalah empat ekor anjing di rumah itu semua membisu, termasuk pembantunya yang laki-laki. "Dia tidur pulas waktu kejadian itu," sesalnya. Maka, melayanglah perangkat TV besar, video, kamera, dan mesin ketik elektronik. Untungnya, si pembantu sehat walafiat, tidak mati. "Kalau ingat begini, rasanya lebih aman di Timor Timur. Di sana jalan sendiri jam satu malam, tak ada yang mengganggu," ujarnya. Tak berarti Sonia mau balik mudik. "Kalau kejadian lagi, saya akan pukul mereka pakai apa saja," kata gadis yang mengaku belum punya pacar itu. Tapi kok para perampok tak sampai naik ke lantai dua, tempat Sonia tidur? Mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Atma Jaya ini berpikir sebentar, lalu jawabnya, "Mungkin karena saya sudah diberkati Paus."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini