KAMI tinggal di negeri orang. Kami wajib menaati peraturan dan
pemerintahnya," ujar Farah Diba, sebagaimana dikutip majalah
Arab Saudi yang dicetak di London, Al Majalla edisi November
1981. Lebih dari itu "Mesir telah memberikan hiburan dan
ketenangan bagi hidup kami yang kelam ini."
Kehidupan keluarga pelarian itu di sana, setelah kematian
Presiden Mesir Anwar Sadat, pelindungnya, boleh jadi memang
suram. Untunglah Presiden Isni Mubarak tak berubah sikap,
Kematian Sadat, besan dan ayah kedua bagi keluarga itu,
merupakan "bencana besar yang menghancurkan hati," kata Farah.
Ia sendiri ketika penembakan itu terjadi tengah tamasya di
Paris, lantas buru-buru balik ke Kairo. Juga anaknya, Pangeran
Reza menantu almarhum Anwar Sadat, ketika itu sedang di SwisS.
Di istananya, bekas permaisuri kerajaan Iran itu kini tak punya
banyak kesibukan. Kerjanya harnpir hanya membalas surat-surat
dari para simpatisannya di berbagai negeri. Ia ditemani dua
orang sekretaris, seorang jurubicara dan seorang sahabat wanita.
Acara rutinnya setiap Katnis sore ialah mengunjungi makam
suaminya di Masjid Arrifa'ie dan bersembahyang di sana Makam
Reza Pahlevi itu dilapisi karpet biru yang mahal dan dijaga
sangat ketat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini