Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MALAM itu di Mesjid Taman Sunda Kelapa, Syamsuddin dari grup
Bimbo lulusan Seni Rupa ITB, bercerita bagaimana dia menciptakan
lagu-lagu bernafas keagamaan. Menurut pengakuannya, itu sudah
dipersiapkannya sejak 1971. Tiga tahun kemudian baru dia mulai
mengarang lagu, sementara syairnya banyak diambil dari
sajak-sajak Taufiq Ismail atau memang sengaja dibikinkan Taufiq.
Kini grup Bimbo sedang sulit mengatur waktu. Iien Parlina
kemungkinan besar bulan ini sudah melahirkan. Acil kini telah
lulus fakultas hukum, Jaka si tukang gitar lulus Fakultas
Ekonomi Unpad. Dan keempat bersaudara itu semua telah berumah
tangga. "Kami kini sulit berkumpul," tambah Syam. Untung
sebagian besar masih berada di Jakarta atau Bandung, termasuk
Iwan Abdurachman, pengajar di Unpad dan peniup flut di Bimbo.
Seorang Iwan yang lain, insinyur yang jadi pemain dram, kini di
Kalimantan. "Makanya kami tak pernah latihan. Begitu kumpul,
mencocokkan lagu kemudian rekaman."
Sesekali mereka tur ke daerah. Meski begitu "saya cuma tahu
lapangan terbang, jalan ke hotel, sudah. Sampai sekarang saya
nggak tahu Medan itu kotanya kayak apa, dan Palembang itu
bagaimana."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo