Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
OMA Irama, 32 tahun, 7 September lalu merasa perlu mnulis surat
ke majalah Panji Masyarakat -- yang memuatnya seminggu kemudian,
ia menyatakan bahwa dirinya dan seluruh keluarga besar 'Soneta
Grup' bukan anggota Islam Jama'ah. "Ada orang-orang tertentu
yang sengaja melepas isyu bahwa saya Islam Jama'ah," katanya.
Di rumahnya yang penuh alat elektronik dan salah satu dindingnya
dihiasi beberapa piringan emas, Oma menuturkan pengalamannya
hampir setahun lalu--ketika film Raja Dangdut sedang dibuat.
Suatu sore dia menjemput Ida Royani, rekan mainnya di film itu.
Ternyata di rumah Ida sedang diadakan pengajian dipimpin guru
ngaji Ida yang bernama Mastur (amir setempat yang diketahui
membina Keenan, Ida, Benyamin dan Christine) dihadiri sekitar
15 orang. Oma yang haji itu iseng-iseng mendengarkan sampai
akhirnya tergerak untuk berdebat. "Karena saya tuding-tuding
itu guru, akibatnya salah seorang murid marah dan bergerak untuk
memukul saya. Tapi guru Ida itu memisah."
Ketika itu dia sudah merasa, kelompok pengajian Ida itu aneh dan
agak menyimpang. Lalu diam-diam Oma menyelundupkan seorang
anak-buahnya ke pengajian Keenan Nasution--yang lantas melapor
bahwa kelompok itu sebenarnya akan berusaha menarik Oma
melalui Ida. Betulkah? Oma pun berteori "Waktu teken-kontrak
Raja Dangdut, Ida terang-terangan menolak buka kerudung dan
disentuh. Tapi belakangan, dia mau membuka kerudungnya dan tak
keberatan bersentuhan. Sikap mengalahnya itu 'kan suatu
perangkap" --itu kesimpulan Oma.
Tapi Ida 'kan tidak terang-terangan mengajak Oma? "Ida 'kan jauh
lebih awam dibanding saya, baik dalam ilmu agama maupun dalam
etika agama. Tentu saja dia sungkan," katanya. "Ida itu,"
lanjutnya, "kalau dalil-dalilnya dipatahkan dalam diskusi,
kayaknya seperti orang kena hipnotis dan selalu bimbang."
Namun ketika mengundurkan diri dari film Cinta Segi Tiga yang
sedianya akan dimainkan juga oleh Ida dan Oma, Ida toh tak
ragu-ragu --meskipun honornya besar: Rp 6 juta. Dan komentar
Oma? "Itu sudah jelas. Karena target untuk menarik saya gagal,
maka Ida pun tak main bersama saya lagi."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo