Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TINGGAL di kampung halaman di Pangandaran, Jawa Barat, selama masa pandemi corona tidak membuat Susi Pudjiastuti mati gaya. Menteri Kelautan dan Perikanan 2014-2019 ini tetap menjalani aktivitas yang padat. Salah satunya menjadi pembicara seminar online atau webinar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Susi, 55 tahun, mengatakan ia diundang menjadi pembicara hampir dua hari sekali. Sebelum ada wabah, ia mematok honor hingga Rp 50 juta untuk setiap kedatangan. Tapi, untuk seminar daring, ia menerima imbalan Rp 1-20 juta. “Saya minta bayaran untuk beli beras dan sembako,” kata Susi saat dihubungi, Ahad, 17 Mei lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menyumbangkan beras dan bahan kebutuhan pokok itu kepada para nelayan miskin, antara lain di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. “Kemarin sudah terkumpul sekitar 10 ton. Kami mau sumbangin ke beberapa wilayah kantong nelayan,” ucapnya. Susi juga membantu warga miskin yang terkena dampak ekonomi Covid-19.
Selain menjadi pembicara webinar, Susi masih menekuni hobinya bermain paddle board. Ia biasa berselancar selama sekitar empat jam mulai pukul 06.00 atau 07.00. Dalam satu pekan, Susi bisa tiga-empat kali mendayung papan selancarnya di lepas pantai Pangandaran. “Enak, sepi pantainya. Enggak ada turis, enggak ada orang,” ujar Susi, yang menetap di Pangandaran sejak 5 Maret lalu.
Susi salah satu yang terkena imbas pandemi Covid-19. Susi Air, maskapai yang ia dirikan pada 2004, menghentikan nyaris semua penerbangan dalam dua bulan terakhir. Pesawat sesekali ke Jakarta mengambil logistik dan bahan makanan untuk kebutuhan keluarganya di Pangandaran. Ia terpaksa merumahkan 85 persen pilotnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo