100 TAHUN kelahiran R. A. Kartini yang jatuh 21 April ini, di
TVRI Jakarta Titiek Puspa bersama rombongan Papikonya
menghidangkan sebuah Kartini. 50 hari lamanya ia menulis naskah
operet itu, setelah membaca 3 buku Habis Gelap Terbitlab Terang,
100 Tahun Kartini dan Kartini, Sebuah Biografi Aransemen
musiknya dibantu oleh sang suami, Mus Mualim.
Dan hampir berbarengan dengan penggarapan hikayat Kartini,
Titiek juga merampungkan sebuah operet buat anak-anak: Semut
Merah, Semut Hitam, yang akan dipentaskan di Balai Sidang
Senayan, Jakarta bertepatan dengan Hari Kanak-Kanak
Internasional bulan Juni.
Ada yang bilang pementasan Titiek nanti antaranya untuk
mengimbangi kesan kurang nasional dari pertunjukan yang pernah
ada. Titiek menampik anggapan itu, sebab "Rencana operet itu
sudah lama, sejak selesainya pementasan Bawang Merah Bawang
Putih tahun 1974," kataya. Baru terlaksana sekarang setelah ada
permintaan dari Ny. A.H. Nasution, Ketua Badan Pembina
Koordinasi Kegiatan Sosial (BPKKS). Jadi maksud pementasan
sepenuhnya untuk mencari dana sosial.
Apa komentarnya terhadap wabah lagu anak-anak jiplakan luar?
"Kalau ada yang mengatakan tidak ada lagu-lagu khas Indonesia,
yah, gali dong. Saya cukup cemas akan hal itu," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini