Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wawancara

Oscar Darmawan: Anak Muda Investasi Uang Kripto karena Suka Tantangan

CEO Bitcoin Indonesia, Oscar Darmawan. Menurut Oscar, makin banyak anak muda yang berinvestasi dan bertransaksi di platform ini.

7 Maret 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Banyak anak muda berinvestasi di uang kripto.

  • Anak muda suka Bitcoin karena nilainya terus naik berlipat-lipat.

  • Berinvestasi di Bitcoin tidak perlu modal besar.

Bisnis investasi cryptocurrency semakin semarak. Dimulai dengan Bitcoin yang dibuat Satoshi Nakamoto pada 2009, kemudian tumbuh berbagai koin. Nilai aset digital ini pun terus menanjak berlipat-lipat. Hal itu ditambah lagi dengan dukungan Elon Musk, salah seorang terkaya di dunia, terhadap uang kripto belum lama ini. Bahkan Tesla Motors, yang dipimpin Elon, memborong Bitcoin hingga bernilai Rp 21 triliun. Harga semua jenis uang kripto pun meroket. Ini makin menggairahkan pasar aset digital tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di Indonesia, salah satu pasar uang kripto yang populer adalah Indodax, di bawah Bitcoin Indonesia, yang didirikan Oscar Darmawan dan William Sutanto. Menurut Oscar, sekitar 50 persen dari 2,6 juta orang yang berinvestasi dan bertransaksi di platform itu merupakan anak muda. “Crypto ini dikenal sebagai emas jenis baru. Terbukti dalam 10 tahun terakhir menjadi investasi terbaik,” kata CEO Bitcoin Indonesia itu kepada Dian Yuliastuti dari Tempo melalui telepon aplikasi, Jumat, 5 Maret 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pengusaha berusia 35 tahun yang sejak kecil sudah berbisnis dan ulet ini bercerita tentang perkembangan bisnis koin digital, animo anak muda, hingga kesehariannya. Berikut ini petikan wawancaranya.

Hingga kini, berapa banyak pemilik akun di Indodax?

Saat ini ada 2,6 juta pengguna. Kami menargetkan hingga akhir tahun ini bisa mencapai tiga juta member. Prediksi kami masih sangat positif. Aturan cryptocurrency di berbagai negara positif, demikian pula di Indonesia. Belakangan, perusahaan dan perusahaan terbuka di luar negeri memborong Bitcoin dalam jumlah besar. Saya rasa perkembangannya akan makin positif.

Bagaimana dengan Indonesia?

Di Indonesia tren perusahaan belum ke sana. Mungkin secara likuiditasnya lebih kecil dibandingkan dengan di Amerika Serikat. Harus memastikan dulu laporan keuangan bagus atau tidak. Dan tidak atau belum berani ambil risiko tinggi. Kalau ada perusahaan Tbk yang mau ambil, kami akan support. Tapi, kalau dilihat dari profil pengguna, malah UMKM yang lebih banyak berinvestasi di cryptocurrency. Mereka lebih berani mengambil risiko.

Siapa saja pengguna Indodax?

Kalau dilihat data profilnya, para pengguna adalah anak-anak muda. Demografik member yang terbesar usia 20-30 tahun, lalu disusul 30-35 tahun. Orang bilang ini generasi Z, ini produk digital. Mereka sangat terbiasa dengan produk-produk digital. Boleh dikatakan hampir setengah pengguna kami anak muda (generasi Z). Banyak yang karyawan dan entrepreneur muda. Mereka memilih produk digital ini ketimbang produk konvensional untuk investasi.

Motivasi mereka?

Kalau melihat data yang ada, mereka kebanyakan menggunakan Bitcoin untuk investasi, beli rumah yang baik, apartemen yang mewah, dan mobil, tapi belum sampai ke kapal pesiar atau pesawat, ya. Mungkin tingkat investasi kita di Indonesia, ya, kalau yang pesawat atau kapal pesiar ini harus investasi sangat besar, ratusan miliar rupiah mungkin.

Apa yang mempengaruhi mereka tertarik pada cryptocurrency ketimbang emas dan saham?

Memang tidak bisa dibantah bahwa crypto ini dikenal sebagai emas jenis baru. Terbukti dalam 10 tahun terakhir menjadi investasi terbaik. Rata-rata anak muda ini mendapatkan informasi dari Internet lebih cepat dan mereka mengetahui lebih dulu. Kalau untuk emas dan saham, mereka kan harus memantau naik-turunnya dan kenaikannya tidak besar. Seperti emas itu paling naik-turun 20 persen, sementara saham itu maksimal 10 persen. Belum lagi kalau itu saham gorengan. Sementara itu, transaksi crypto bisa 10-100 persen. Ini menarik, apalagi untuk trading yang menyukai risiko tinggi. Anak-anak muda ini suka tantangan dan risiko.

Bagaimana mengedukasi anak muda melek cyrptocurrency?

Kami banyak menggunakan media daring karena memang target kami adalah para pengguna media online, untuk menerangkan Bitcon kepada masyarakat.

Di luar anak-anak muda, bagaimana kepercayaan masyarakat secara umum?

Sebenarnya mereka tertarik juga. Ada member juga berusia 70 tahun. Namun tantangan bagi member berusia lebih matang adalah masalah pemahaman mereka tentang produk digital. Sebab, tidak ada wujud fisik dan baru berkembang 10 tahun terakhir. Survei JP Morgan dan Bloomberg memperlihatkan bahwa yang muda lebih tertarik pada Bitcoin, sementara yang tua ini tertarik pada emas.

Berapa besar yang harus disiapkan untuk bisa berinvestasi dalam cryptocurrency seperti Bitcoin?

Minimal Rp 10 ribu sudah bisa berinvestasi. Kita harus tahu, transaksi di kripto tidak harus beli satu Bitcoin, tapi bisa beli desimalnya—nol-nol koma sekian. Jadi, biarpun mahal, transaksi bisa Rp 10 ribu. Itu membuka peluang untuk siapa saja berinvestasi.

Chief Executive Officer (CEO) Bitcoin Indonesia, Oscar Darmawan. Lokadata/Wisnu Agung Prasetyo

Anda dulu mewacanakan Bali sebagai Pulau Koin, bahkan mendatangkan ATM Bitcoin di Bali. Bagaimana perkembangannya?

Untuk proyek Bali sudah lama dihentikan. Kami ingin berfokus pada trading crypto. Kita tahu pembayaran di Indonesia harus dengan rupiah. Tidak berfokus pada penggunaan crypto sebagai pembayaran, tapi lebih banyak penggunaan untuk spekulasi dan investasi. Kami mengikuti aturan dari pemerintah.

Nilai Bitcoin terus meningkat pesat, sampai berapa persen?

Dalam sejarah Bitcoin sejak 2013, saat pertama kali Bitcoin.co.id mulai, harganya masih sekitar Rp 3 juta per satu Bitcoin. Sekarang sudah Rp 700 juta. Kenaikannya bisa 20 ribu persen lebih. Awal tahun lalu harga Bitcoin Rp 50 juta. Dalam setahun, kenaikannya hingga 14 kali lebih. Kenaikannya cukup signifikan.

Bagaimana masa depan uang kripto di Indonesia?

Kami lihat sangat positif. Pertumbuhan pengguna di Indodax saja lebih dari 1.000 per hari.

Apakah perangkat aturan mendukung perkembangan cryptocurrency?

Pemerintah Indonesia cukup positif dibanding negara lain. Sebagai negara maju cukup suportif menyikapi ide inovasi digital ini. Pemerintah membikin peraturan Kementerian Perdagangan yang melihat dan menjamin Bitcoin ini sebagai komoditas. Kami sangat mengapresiasi pemerintah yang mendukung inovasi dalam uang digital ini.

Baru-baru ini Bank Indonesia mewacanakan penerbitan Central Bank Digital Currency. Apakah wacana ini akan menghambat uang kripto?

Justru sangat positif, ya, dengan adanya digital rupiah. Hal ini akan membuka ekosistem uang digital lebih cepat dan diakses. Keuntungannya salah satunya, masyarakat akan lebih mudah teredukasi, lebih mudah menerima dan memahami produk keuangan digital. Kan produk keuangan tidak selalu dalam bentuk fisik. Ini akan memberi efek kepada Bitcoin karena sesama produk digital, menjadi pintu masuk untuk relatif mudah diakses.

Anda menyebutkan bahwa cryptocurrency transparan, seperti apa?

Dalam sistem blockchain bisa lihat siapa yang membeli, siapa yang pegang supply, dan berapa banyak transaksi, semua kelihatan. Kalau ada yang katakanlah “menimbun” juga ketahuan. Agak beda dengan komoditas konvensional, emas misalnya, kita tidak bisa melihat siapa yang membeli emas, siapa yang memegang supply

Bagaimana dengan potensi transaksi untuk hal-hal ilegal, kejahatan, dan lain-lain?

Ada jejak digitalnya. Kalau komoditas fisik kan tidak kelihatan, justru lebih bisa untuk kejahatan. Memang betul ada banyak kasus kejahatan menggunakan cryptocurrency, digunakan di dunia hitam. Tapi emas, uang konvensional seperti dolar, pun bisa dipakai untuk kejahatan. Tapi, dengan inovasi digital, ada jejak digital sehingga lebih mudah diketahui dibanding uang kertas atau emas.

Selama masa pandemi, bagaimana perkembangan bisnis cryptocurrency?

Bisnis Indodax malah positif. Bitcoin bergerak sangat positif meski ada kondisi krisis di suatu negara. Itu naturnya investasi, emas juga seperti itu. Saat kondisi ekonomi tidak stabil, ia akan naik tinggi.

Buat Anda sendiri, bagaimana pengaruh pandemi?

Pandemi tidak terlalu membawa perubahan dalam hidup saya karena tetap bekerja. Malah cenderung lebih aktif dari sebelumnya. Yang agak repot mungkin karena pandemi jadi tidak bisa terlalu aktif menjembatani pertemuan yang memerlukan kunjungan ke luar negeri.

Sempat lembur-lembur?

Pastinya. Tim kami menambah karyawan juga saat pandemi ini. Jumlahnya sudah sampai 300 orang. Sebab, kami ingin memberikan dukungan terbaik kepada member. Krisis ini banyak yang berpikir untuk investasi di cryptocurrency. Tak hanya di Indonesia, tapi juga di Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan negara-negara maju.

Bagaimana awalnya Anda tertarik dalam bisnis cryptocurrency ini?

Pada awal 2012 saya dikenalkan Bitcoin oleh William Sutanto, yang kemudian menjadi co-founder dan CTO Indodax. Waktu itu saya skeptis. Tapi kemudian saya pelajari dengan baik teknologi dan perkembangan uang digital ini. Inovasi ini membantu apa yang sebelumnya tidak bisa diatasi oleh uang elektronik, seperti jejak digital, dan accounting lebih aman. Secara privasi juga dijaga. Pada 2014, saya mulai kembangkan pusat penukaran Bitcoin dengan rupiah. Awalnya tidak mulus, banyak tantangan untuk mengedukasi masyarakat. Tapi, makin lama, perlahan mulai berjalan. Hingga 2017, jumlah member sudah 1 juta orang.

Kala itu Anda juga trading?

Sudah mulai di Forex (pertukaran mata uang asing) dan saham memang sejak awal aktif di dunia trading. Sejak kuliah sudah bisnis ini juga. Sekarang di Bitcoin. Pernah rugi juga. Saya kira itu pengalaman setiap orang. Bagaimana kemudian setelah diuji lagi, dipelajari lagi bisa lanjut. Bisnis di Bitcoin ini jauh lebih menarik, baik analisis maupun return-nya.

Selain itu, Anda punya bisnis lain?

Saya investasi juga di start-up dan bisnis konvensional. Bukan semata-mata bisnis, tapi juga bisa membantu banyak orang dengan mempekerjakan banyak orang, membantu banyak keluarga. Pada dasarnya, saya orang yang suka diversifikasi, bagi portofolio untuk risiko tinggi dan rendah.

Saat santai, apa saja kegiatan Anda?

Hobi saya itu bekerja. Saya bekerja juga dengan rileks. Mungkin, kalau lagi berhenti, tidak bekerja, saya baca buku atau nonton film, atau paling main sama anak.

Jenis buku atau film kesukaan?

Saya suka buku yang sifatnya memberi ilmu, seperti tentang intelijen investor dan psikologi. Biografi saya juga suka, seperti buku Warren Buffet dan Bill Gates. Kalau film, suka yang lebih realistik, tidak terlalu mengkhayal. Model War of Wall Street atau kisah hidup seseorang. Dari situ kita bisa belajar sesuatu.

Apa harapan Anda setelah pandemi berlalu?

Enggak beda sebenarnya. Yang membedakan sekarang cuma tidak ke luar negeri ya—karena proses karantinanya agak repot. Kalau ke luar kota, masih bisa. Yang penting tetap sehat. Sekarang tes terus untuk memastikan negatif dan tetap memakai masker.


Oscar Darmawan

Lahir: Semarang, 5 Desember 1985

Pekerjaan:

Chief Executive Officer Bitcoin Indonesia: sejak Mei 2013

Managing Director PT Bumi Intermedia: 2007-Juli 2014

Business Consultant DV9 International Pte Ltd: 2006-2007

Pendidikan

Monash University- Bachelor of Information Technology and System Information Technology and System (2005-2006)

TMC Academy Singapore Higher Diploma in IT Information Technology (2004-2005)

Lisensi dan Sertifikasi:

Certified Ethical Hacker

EC-Council

Pengalaman Sukarela: SNH Volunteer

Layanan Sosial: volunteer di Sree Narayana Mission Home

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus