TEMPO.CO, Jakarta - Biro Logistik Komisi Pemilihan Umum mencatat tiga perusahaan percetakan yang paling lamban mencetak surat suara. Penyebab lambatnya pengerjaan itu yakni perusahaan terkena dampak bencana, adanya kerusakan mesin, hingga penundaan oleh KPU daerah setempat. (Baca: Pencetakan Kertas Suara untuk Tuna Netra Juga Molor)
Perusahaan pertama adalah Balai Pustaka, yang bermarkas di Pulogadung, Jakarta Timur. Perusahaan ini mengalami kerusakan mesin. "Satu mesin register warnanya rusak pada awal masa cetak, sehingga ia ketinggalan," ujar Kepala Biro Logistik KPU, Boradi, saat ditemui di ruangannya, Senin, 24 Februari 2014.
Perusahaan kedua adalah Macanan Jaya. Perusahaan ini sempat tidak beroperasi karena mesinnya diselimuti debu yang berasal dari hujan debu vulkanis Gunung Kelud beberapa waktu lalu. "Butuh empat-lima jam untuk membersihkannya," ujar Boradi. Percetakan di Surakarta, Jawa Tengah, ini berhenti beroperasi pada Jumat lalu. Baru pada Sabtu pagi mesinnya bisa dioperasikan.
Terakhir, Tiga Serangkai. Perusahaan di Solo ini tak kunjung mencetak suara untuk Daerah Istimewa Yogyakarta. Penyebabnya adalah protes dari KPUD setempat. "KPUD minta diubah judul surat suaranya menjadi DIY saja tanpa provinsi, seperti di Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012," katanya.
Dalam judul di undang-undang memang disebut "Keistimewaan DIY" saja, tanpa provinsi. "Tapi saya sudah konsultasikan dengan komisioner KPU yang mengurusi soal logistik, Arief Budiman, bahwa undang-undang juga menyebut 'provinsi'," katanya. Akhirnya KPU memutuskan untuk tetap memakai judul "provinsi" di surat suara.
Sebelumnya, pencetakan surat suara sudah mencapai 66 persen hingga Sabtu, 22 Februari 2014. Beberapa daerah di luar Pulau Jawa bahkan sudah tuntas memproduksi surat suara. "Hari itu cetak surat suara sudah 66 persen dari total kebutuhan surat suara 758.498.943 lembar, atau 334.251.696 lembar," ujar Boradi. Sedangkan surat suara yang sudah dikirim mencapai 32 persen, atau 157.249.319 lembar.
FEBRIANA FIRDAUS
Berita Lainnya:
Ada Setoran di Balik Label Halal Daging Australia
Pulau Misterius Mendadak Muncul di Laut Bekasi
Twitter Ridwan Kamil Dibanjiri Protes Jam Malam
Kasus Risma Hantam PDIP, Bukan Jokowi