TEMPO.CO, Mojokerto - Menjelang pemilihan umum legislator, kelompok massa rentan dimanfaatkan untuk kepentingan politik, tak terkecuali suporter sepak bola. Hal ini diakui oleh koordinator suporter klub divisi utama PS Mojokerto Putra, Imam Leak.
"Kami jangan dimanfaatkan untuk kepentingan politik," katanya, Rabu, 26 Februari 2014. Menurut Imam, setiap menjelang pemilu, muncul orang-orang yang sok peduli dan sok jadi pahlawan kepada klub dan suporter. "Setelah tidak butuh lagi, tim ditinggalkan."
Menjelang bergulirnya kompetisi Divisi Utama PSSI yang akan digelar 15 April 2014, nasib PS Mojokerto Putra belum jelas. Penyebabnya, hingga kini belum ada investor yang bersedia membiayai klub tersebut. Imam menyayangkan sikap Bupati Mojokerto Mustafa Kamal Pasa sebagai Ketua Umum PS Mojokerto Putra yang terkesan adem ayem terhadap nasib klub.
Pemerhati bola di Mojokerto, Wawan, menolak kepentingan politik menunggangi suporter. "Saya hanya membantu kawan-kawan di Mojokerto. Sebab, selama ini tidak ada goodwill dari pemerintah setempat untuk menghidupkan sepak bola," katanya.
Perwakilan suporter sempat berdemonstrasi dan melakukan audiensi dengan Pemerintah Kabupaten Mojokerto untuk meminta Bupati peduli pada klub. Namun Bupati tak bersedia dialog dan diwakilkan oleh Asisten Bidang Tata Praja Ahmad Jazuli. "Selama ini tidak ada perhatian dari Ketua Umum (Bupati) pada tim," ucap Wawan.
Jazuli berjanji akan menyampaikan tuntutan suporter dan mengatur jadwal pertemuan dengan Bupati. "Akan kami sampaikan, dan tergantung beliau kapan bisa ketemu," kata Jazuli.
ISHOMUDDIN