TEMPO.CO, Jakarta - Salah seorang pendiri Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Sabam Sirait membantah adanya perjanjian Batutulis yang ditandatangani pada 2009. "Tidak ada perjanjian itu," kata Sabam di Menteng, Jakarta, Sabtu, 8 Maret 2014.
Perjanjian Batutulis merupakan kesepakatan untuk berkoalisi antara PDIP dan Partai Gerakan Indonesia Raya saat mengusung Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2009.
Dalam perjanjian tersebut, dikabarkan ada kesepakatan bahwa pada 2009 Gerindra mendukung Megawati sebagai calon presiden. Sedangkan pada Pemilu 2014, PDIP harus mendukung Prabowo menjadi presiden.
Sabam Sirait mengaku hadir dalam pertemuan di Batutulis, Bogor, tersebut. Dalam pertemuan tersebut, PDIP dan Gerindra hanya membahas pemenangan Megawati dan Prabowo pada Pemilu 2009. "Tak ada pembicaraan yang lain," Sabam menegaskan.
Saat disinggung soal kubu adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, yang mengungkit-ungkit soal perjanjian Batutulis, Sabam tak mau banyak berkomentar. "Coba dia bilang ke saya langsung, jangan ngomong di koran saja."
Sabam sendiri menilai pemunculan isu ihwal perjanjian tersebut bukan sebagai upaya Gerindra untuk menjegal PDIP pada pemilu nanti. Sebab, Gerindra sudah memiliki calon presiden yang mempunyai elektabilitas yang cukup baik.
INDRA WIJAYA
Topik terhangat:
Ade Sara | Jojon | Kasus Century | Jokowi | Anas Urbaningrum
Berita terpopuler lainnya:
Bagaimana Sepasang Kekasih itu Membunuh Ade Sara
Cemburu, Motif Sepasang Kekasih Bunuh Ade Sara
Anas: Ada Orang Istimewa di Lantai 9 Gedung KPK