TEMPO.CO, Jakarta - Suasana makam Bung Karno di Kelurahan Bendogerit, Kota Blitar, Jawa Timur, terlihat lengang, Rabu, 12 Maret 2014. Sejumlah pedagang bunga mondar-mandir membawa taburan pusara yang masih utuh di halaman makam. Sejak pagi hingga siang nyaris tak ada pengunjung yang menawar dagangan mereka.
Mendadak, kompleks makam Bung Karno yang dibangun menyatu dengan Perpustakaan dan Museum Bung Karno ini riuh ketika puluhan peziarah memasuki halaman. Mereka adalah warga Cirebon dan Jombang yang datang menggunakan bus untuk berziarah. (Baca: Deklarasi Pencapresan Jokowi 20 Maret?).
Mengenakan busana muslim lengkap dengan peci dan gamis, para peziarah ini mengerumuni pusara Bung Karno. Sesaat suasana makam terlihat ramai meskipun selang satu jam berikutnya rombongan itu meninggalkan tempat. Suasana makam kembali senyap. (Baca: Mega Bawa Jokowi ke Makam Bung Karno).
Tak ada gurat terkejut dari wajah para peziarah saat diberitahu rencana kedatangan Megawati ke tempat itu. Peziarah asal Malang yang datang bersama kerabat dan tetangganya menumpang kereta api ini justru melanjutkan langkah meninggalkan makam usai berdoa.
Tak ada keinginan untuk menunggu dan melihat secara langsung wajah putri Bung Karno, yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan itu dari dekat. "Oh, Bu Mega, tho," kata Supiah, anggota rombongan peziarah, singkat. (Baca: PDIP Ingin Jokowi Didampingi Cawapres yang Tegas).
Kesenyapan terus melanda hingga rombongan Megawati bersama anaknya, Puan Maharani, dan jajaran pengurus PDI Perjuangan memasuki makam. Tak ada atribut partai maupun kerumunan massa berkaos merah yang mengiringi kedatangan sang ketua umum. Para tamu dari Jakarta itu leluasa masuk ke kompleks makam yang telah disterilkan dari pengunjung sesaat sebelumnya.
Kesunyian itu baru pecah ketika sesosok pria kurus keluar dari kendaraan di urutan paling buncit. Tanpa pengawalan khusus, pria berkemeja lengan panjang itu menyusul rombongan Megawati yang lebih dulu memasuki makam. "Itu Pak Jokowi," kata seorang pedagang bunga.
Tak jelas bagaimana prosesnya, tiba-tiba saja puluhan warga dari luar makam merangsek masuk. Dari luar pagar makam yang berjarak 50 meter dari pusara Bung Karno, mereka berdesak-desakan berebut posisi paling depan. Kehadiran Jokowi menarik perhatian mereka.
Keriuhan sempat terjadi ketika seorang pengelola Makam Bung Karno tiba-tiba menjabat tangan Jokowi dan berfoto bersama di dalam kompleks makam. Para pengunjung yang berdiri di luar pagar berteriak berharap bisa melakukan hal serupa. Petugas makam yang beruntung itu pun hanya cengar-cengir. (Baca: Mega ke Blitar, Sepi Sambutan).
Setelah menunggu satu jam, pintu makam yang dijaga ketat aparat Kepolisian terbuka. Kerumunan massa merangsek mendekat. Tak ada yang bersuara ketika Megawati berjalan memasuki mobil diikuti Puan. Warga mulai berteriak-teriak ketika melihat Jokowi berjalan didampingin Wakil Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.
Para pengunjung berebut ingin bersalaman dengan Jokowi, yang kini menjabat Gubernur DKI Jakarta, itu. Namun, mereka tak mendapat respons karena ketatnya pengawalan. Kendaraan petinggi PDI Perjuangan bahkan kesulitan berjalan ketika warga menyesaki halaman makam untuk mengejar Jokowi. (Baca: Jokowi Diidolakan dalam Rembug 1.000 Desa).
Dengan gayanya yang khas, Jokowi yang disebut-sebut sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan itu melambaikan tangan sejenak sebelum masuk ke dalam mobil. Dan seperti kedatangannya, mobil Jokowi bergerak pergi di urutan buncit menuju Kota Malang.
HARI TRI WASONO