TEMPO.CO, Kupang - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golongan Karya Luhut Panjaitan mengatakan Golkar tak akan mau berkoalisi pada pemilihan presiden bila posisinya hanya calon wakil presiden. Penolakan tetap digulirkan meski calon presidennya adalah Joko Widodo, yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
"Golkar maunya Aburizal jadi presiden. Kami bisa 23 persen, bahkan bisa mengalahkan PDI Perjuangan," kata Luhut ketika ditemui, Kamis, 3 Maret 2014 (baca pula: Para Ibu Lebih Suka Ical ketimbang Prabowo). Luhut mengatakan tak ingin menyerah sebelum berperang.
Baca Juga:
Golkar, kata Luhut, butuh orang sebagai wakil presiden mendampingi Aburizal, bukan sebaliknya. Menurut dia, sebagai Ketua Umum Golkar, Aburizal-lah yang paling berjasa membuat Golkar meraih angka tinggi. Luhut juga mengatakan sosok Jokowi tak mampu membuat PDI Perjuangan mendulang suara (baca juga: Sejak Deklarasi Capres, Elektabilitas Jokowi Turun). "Sekarang katakanlah PDI Perjuangan dapat 25 persen dan kami 23 persen. Kalau itu jadi kursi, masih bisa banyakan Golkar dibanding PDI Perjuangan," ujar jenderal purnawirawan ini. Alasannya, Golkar lebih kuat di luar Jawa.
Terkait dengan calon wakil presiden yang mendampingi Aburizal, Luhut mengatakan Golkar menyikapi hasil analisis berbagai lembaga survei. "Masyarakat masih menginginkan pasangan militer dan sipil, Jawa dan non-Jawa," katanya. Artinya, kemungkinan calon yang mendampingi Aburizal adalah kalangan militer dan Jawa. Namun dia membantah bila orang tersebut adalah mantan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo, yang juga adik ipar Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
SUNDARI
Berita Terpopuler
Sering Marah-marah, Berapa Tensi Ahok?
Begini Cara Ahli Jerman Cuci Monas
Ahok: Setelah 22 Tahun, Akhirnya Monas Dibersihkan