TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang pemilihan umum, tawaran transaksi suara berkeliaran menggedor telepon para calon legislator. Angka yang dibanderol untuk satu suara pemilih sepintas terbilang kecil.
"Dalam masa tenang ini justru makin banyak, betul-betul sudah bicara langsung angkanya. Ada yang sebut Rp 100-200 ribu per orang," ujar Noura Fadhillah, calon anggota legislatif Partai Kebangkitan Bangsa, melalui sambungan telepon, Selasa, 8 April 2014.
Perempuan yang mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Barat itu mengatakan tawaran serupa sudah marak sejak awal masa kampanye. Namun ajakan transaksi itu masih tersamar dan tidak blakblakan seperti sekarang.
Menurut Noura, tawaran lazimnya datang melalui pesan pendek dan telepon. "Menjelang pemilihan, saya angkat telepon dari siapa saja. Ternyata menawarkan suara," ucapnya.
Ia mengatakan jumlah suara yang dijanjikan tiap makelar itu puluhan. Noura berpendapat, secara rasional, tiap orang cuma bisa mempengaruhi dan mengajak sekitar sepuluh pemilih. Masalahnya, kalaupun dirinya mengiyakan tawaran itu, tak ada yang bisa tahu apa betul mereka yang dibayar lantas mencoblos namanya di tempat pemilihan suara.
Banyak pula pesan pendek dengan permintaan khusus berdatangan ke telepon genggamnya, "Minta duit rokok," ujar Noura. Satu posko meminta satu pak rokok dengan merek yang harganya di atas Rp 100 ribu. Tiap desa bisa memiliki sampai empat posko, dan NTB memiliki sekitar 1.100 desa. Artinya, calon anggota legislatif kalau mau memenuhi permintaan itu di semua desa harus merogoh kocek nyaris setengah miliar rupiah.
Noura mengaku menolak tawaran tersebut. Selain tak punya anggaran untuk memenuhinya, kata Noura, ia tidak mau terjebak dalam proses yang salah seperti kebanyakan politikus senior. "Nanti kalau terpilih, saya harus bayar utang yang diambil untuk membeli suara. Ini tidak mudah karena politik uang dianggap lumrah oleh masyarakat, dan kami yang melawan dianggap salah," tuturnya.
Lagi pula bisa saja tawaran itu datang dari lawan politiknya yang ingin mengecek seberapa besar "kekuatan" dirinya menjelang pemilihan.
BUNGA MANGGIASIH
Baca juga:
Prabowo Bilang Pemimpin Jakarta Penipu, Ahok: Termasuk Saya, Dong
Maksud Prabowo Sebut Pemimpin Jakarta Penipu
Ada Jokowi, Media Asing: Pemimpin Tua Beristirahat
Tunjangan Guru PNS Rp 6 Triliun Cair 9 April 2014
4 Maklumat Jokowi Jelang Hari Pencoblosan