TEMPO.CO, Jakarta - Analis pasar modal dari PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, mengatakan indeks harga saham gabungan (IHSG) melorot karena langkah Jokowi untuk maju sebagai calon presiden tersendat hasil pemilu legislatif. Dia mengatakan nasib indeks bergantung pada kelanjutan posisi Jokowi, "Termasuk dengan siapa nanti partainya akan berkoalisi," kata Satrio kepada Tempo, Jumat, 11 April 2014.
Namun, kata Satrio, rebound atau kenaikan kembali IHSG tidak bisa serta-merta terjadi setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mengumumkan mitra koalisi. Investor pasar modal, kata dia, sudah memiliki "daftar hitam" partai atau tokoh politik yang kurang disukai sebagai mitra koalisi PDIP dan Jokowi. (Baca : Kenaikan Indeks Saham Tunggu Mitra Koalisi Jokowi)
Menurut Satrio, dari sekian banyak figur politikus yang digadang-gadang menjadi calon presiden, investor kurang menyukai Aburizal Bakrie dari Partai Golkar. Faktanya, kata dia, indeks langsung merosot setelah hasil hitung cepat pemilu legislatif diumumkan dan Jokowi beserta Aburizal Bakrie tampil sepanggung dalam acara dangdut di salah satu stasiun televisi swasta. "Kalau PDIP tetap merangkul Golkar, barangkali pasar akan lebih memilih calon lawan," ujarnya. (Baca : Jokowi Bicara Efek Jokowi yang Tak Dongkrak PDIP ).
Satrio mengatakan investor juga akan bereaksi negatif jika PDIP ternyata berkoalisi dengan Partai Demokrat. Sebab, kata dia, Partai Demokrat terjerat banyak masalah, seperti korupsi dan perpecahan internal dalam beberapa tahun terakhir. "Ada kekhawatiran jika PDIP berkoalisi dengan Demokrat, semua masalah Demokrat akan dibawa ke pemerintahan yang baru," katanya. (Baca : Hanya Dapat 9 Persen, Konvensi Demokrat Melempem ).
Menurut Satrio, pasar akan menunjukkan perilaku positif jika PDIP bisa berkoalisi dengan partai-partai yang disukai. Misalnya, kata dia, partai yang cenderung tidak memiliki masalah korupsi dan tidak disibukkan oleh gejolak politik. Sebaliknya, investor, terutama asing, akan hengkang jika PDIP menggandeng mitra koalisi yang dinilai bermasalah. (Baca : Ini Jurus Jokowi Membangun Koalisi untuk Nyapres ).
Berdasarkan statistik Bursa Efek Indonesia, IHSG dibuka pada posisi 4734,3 atau turun 0,06 persen dari posisi penutupan Kamis, 10 April 2014, di level 4.765,72. Namun pada pukul 09.30 WIB, indeks melejit 0,79 persen ke level 4.803,4.
AYU PRIMA SANDI
Berita Terpopuler
Jokowi Bicara Efek Jokowi yang Tak Dongkrak PDIP
Demokrat Yakin SBY Jadi King Maker Koalisi
Ruhut: Demokrat Boleh Kalah, Jet RI 1 Tetap Biru