TEMPO.CO, Blitar - Puluhan massa yang terdiri atas mahasiswa dan masyarakat berunjuk rasa di kantor Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Mereka menuntut pemecatan seluruh komisioner atas berbagai kecurangan pemilu yang terjadi.
Massa yang mengatasnamakan Paguyuban Peduli Bangsa (PPB) ini mendatangi kantor KPU di Kecamatan Garum dan langsung berorasi. Kedatangan mereka dihadang aparat kepolisian yang membuat pagar betis di depan pagar kantor KPU. Petugas melarang massa masuk meski memperbolehkan berorasi dari luar pagar. "Ketua KPU Miftachul Huda keluar sekarang," teriak Mahathir, koordinator aksi dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Kamis, 17 April 2014.
Menurut dia, pelaksanaan Pemilu 2014 ini penuh kecurangan. Pencoblosan ratusan surat suara oleh Ketua PPS di TPS 19 Desa Pojok, Kecamatan Garum, terhadap calon legislator tertentu, intimidasi petugas PPS di delapan TPS Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, hingga penggunaan undangan orang yang sudah meninggal dunia di TPS 6 Desa Kuningan, Kecamatan Kanigoro, menjadi bukti kegagalan KPU Kabupaten Blitar. Bahkan pelaksanaan Pemilu 2014 ini dianggap terburuk dalam sejarah pemilu di Kabupaten Blitar.
Karena itu mereka mendesak seluruh komisioner meletakkan jabatan sebagai anggota KPU. Sebab mereka ikut andil dalam terpilihnya wakil rakyat busuk hasil dari proses pemilu yang busuk. Apalagi praktek politik uang yang dilakukan caleg secara terang-terangan dan tanpa rasa malu. Demikian pula dugaan pencurian suara saat rekapitulasi dari PPS ke PPK tidak bisa dilepaskan dari keterlibatan dan tanggung jawab KPU. "Lakukan pemilu ulang di Blitar," teriak massa.
Meski sudah berorasi cukup lama, Ketua KPU Blitar Miftachul Huda tak juga menemui massa. Tiga komisioner yakni Aminudin Fahruda, Imron Nafifah, dan Munawir justru tampil dan siap berdialog dengan mereka. Namun saat salah satu komisioner hendak bicara, massa menolaknya dan tetap meminta Miftachul keluar.
"Pak ketua sedang tidak ada di tempat," kata Aminudin menjelaskan. Kesal tak bisa menemui orang yang dimaksud, mereka menyegel kantor KPU dengan kertas manila bertulis "Kantor ini disegel mahasiswa dan rakyat".
HARI TRI WASONO
Berita lain:
Kasus Murid TK JIS, Korban Baru Versi Komnas Anak
Rano Karno Santai Hadapi Ancaman Atut
Rahasia Madrid Kalahkan Barcelona