TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad membenarkan adanya pertemuan antara ketua umum sekaligus calon presiden dari partainya, Aburizal Bakrie, dan calon presiden dari Gerindra, Prabowo Subianto, di Tower Bakrie, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 14 Mei 2014. "Iya, ada pertemuan," kata Fadel ketika dihubungi, Kamis, 15 Mei 2014.
Tapi Fadel tidak mau mengungkapkan hasil pertemuan tersebut. Sebelumnya, Prabowo dan Ical--panggilan Aburizal Bakrie--juga saling berbalas kunjungan ke kediaman masing-masing. Sempat dikabarkan hendak berkoalisi, Golkar dan Gerindra belakangan justru makin menjauh. "Kerja sama dengan PDI Perjuangan kami kira lebih memungkinkan," kata Fadel.
Baca Juga:
Ditanya hal yang sama dua kali, Fadel tetap menjawab serupa. "Jika PDI Perjuangan dan Golkar koalisi, pemerintahan akan kuat," katanya sembari menunjukkan jumlah kepala daerah yang berasal dari kedua partai itu.
Selasa, 13 Mei 2014, calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo, dan Aburizal Bakrie bertemu di Pasar Gembrong, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Di pasar itu, keduanya memberi sinyal kuat menjalin koalisi dalam pemilihan presiden dan wakil presiden pada 9 Juli nanti. Golkar mengaku punya kesamaan tujuan perjuangan dan kecocokan visi-misi dengan PDI Perjuangan.
Sehari kemudian, Rabu, 14 Mei 2014, Ical menemui Ketua Umum Demokrat yang juga Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Kepresidenan. Dalam pertemuan itu, Ical didampingi oleh para menteri dari Golkar, yakni Agung Laksono, Sharif Cicip Sutardjo, dan M.S. Hidayat. "Hanya membincangkan kenangan masa lalu," kata Fadel saat ditemui di DPP Golkar, Rabu, 14 Mei 2014 malam. "Untuk merencanakan masa depan belum pasti."
Fadel tak menampik bahwa dalam pertemuan itu dibahas munculnya nama Sultan Yogyakarta Hamengku Buwono X sebagai calon presiden yang diusung Demokrat. Jika mau berkoalisi, kata Fadel, Demokrat harus mau mendapat posisi calon wakil presiden. "Kan kursinya banyak Golkar," katanya.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Berita Terpopuler
Sutan Bhatoegana Jadi Tersangka KPK
SBY Tak Mau Jadi Saksi, Anas: Ngeri, Kan
Jokowi Jadi Presiden, Ahok: Kami Kepung Monas