TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengatakan poros ketiga pada pemilihan presiden mendatang berpotensi menyerap suara dari partai lain. Syaratnya, kata dia, poros baru tersebut harus memilih tokoh yang tepat untuk diajukan menjadi calon presiden dan wakil presiden."Figur yang diajukan pihak ketiga dapat menggiring suara masyarakat," ujarnya saat dihubungi, Ahad, 18 Mei 2014.
Ramadhan optimistis poros baru itu dapat menandingi elektabilitas calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo alias Jokowi, dan calon presiden dari Partai Gerakan Indonesia Raya, Prabowo. Ia berkeyakinan sikap pemilih pada 9 Juli nanti berbeda dibandingkan dengan pemilu legislatif April lalu. "Ketika pileg memilih PDIP belum tentu pilpres mendukung Jokowi." Adapun pemilih Demokrat, katanya, diprediksi akan memilih calon presiden yang diusung koalisi ketiga ini.
Demokrat sendiri belum memastikan tiket pencalonan presiden dan wakil presiden dari poros ketiga. Kepastian poros baru itu, kata Ramadhan, menanti keputusan Rapat Pimpinan Nasional Partai Golongan Karya yang digelar hari ini. Ia juga berharap para kader dapat meyakinkan masyarakat mengenai keunggulan visi dan misi calon presiden serta wakil presiden yang diusung oleh poros ketiga.
Keyakinan Ramadhan berkebalikan dengan sigi yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Menurut Direktur Riset SMRC Djayadi Hanan poros baru tak akan memecah suara untuk dua calon presiden lainnya. Musababnya, survei yang dilakukan lembaga ini memperlihatkan elektabilitas Aburizal Bakrie alias Ical yang kelewat rendah. "Aburizal sebagai calon ketiga hasilnya begitu-begitu saja," ujarnya.
Exit poll yang dilakukan SMRC pada pemilu legislatif lalu menunjukkan pemilih Demokrat dan Golkar tak loyal pada partainya. Hanya 9 persen pemilih Demokrat yang mau memilih Ical. Hampir setengah pemilih Demokrat justru bakal memilih Jokowi dan 34 persen memilih Prabowo.
Pemilih Golkar ternyata juga tak banyak yang memilih Ical. Exit poll SMRC memperlihatkan hanya 23 persen pemilih Golkar yang memastikan diri memilih Ical. Sebanyak 38 persen pemilih Golkar justru mengalihkan suara ke Jokowi, dan 27 persen ke Prabowo. (Baca: Aburizal-Pramono Edhie Tunda Kemenangan Jokowi)
DINI PRAMITA | TIKA PRIMANDARI
Terpopuler
Pramugari Salat di Pesawat, Ini Tanggapan Garuda
Pro-Jokowi: Isu Puan Cawapres Adu Domba Politik
Gaya Komunikasi Wali Kota Surabaya Dikritik
Korban PHK Sampoerna Telanjur Kredit Sepeda Motor
Demokrat Ingin Ical Jadi King Maker, Bukan Capres