TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono membantah meminta calon presiden dan wakil presiden dari gerbong koalisi Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, untuk memaparkan visi dan misi kepadanya dan petinggi Demokrat lainnya. Bantahan ini disampaikan SBY melalui akun Twitter resmi miliknya, @SBYudhoyono.
"Saya tidak pernah meminta, apalagi mengharuskan para capres paparkan visi dan misinya kepada saya," tulis @SBYudhoyono, Kamis, 29 Mei 2014, pukul 10.41 WIB. Cuit ini diakhiri *SBY* yang menandakan kalimat itu ditulis langsung oleh SBY. "Saya tidak punya hak untuk itu. Saya juga mengerti aturan dan etikanya."
Bantahan ini dilatarbelakangi keinginan SBY untuk meluruskan berita simpang-siur mengenai rencana Prabowo-Hatta memberikan penjelasan visi dan misi di hadapan kader Demokrat. Penjelasan visi dan misi berkaitan dengan jadi-tidaknya Demokrat mendukung pasangan itu.
"Ada kalangan yang menyatakan, 'tak sepatutnya saya sebagai presiden atau pimpinan partai meminta para capres paparkan visi dan misinya'," ujar SBY. Adapun Demokrat saat ini masih dalam posisi netral, tak berpihak ke pasangan Prabowo-Hatta, maupun Joko Widodo-Jusuf Kalla yang diusung gerbong koalisi PDI Perjuangan.
Menurut SBY, keinginan memaparkan visi dan misi sebenarnrya berasal dari Prabowo-Hatta, bukan keinginan Demokrat. "Yang benar, pasangan Prabowo-Hatta menulis surat pada pimpinan Partai Demokrat agar diberi waktu untuk paparkan visi dan misinya. Itu hak mereka juga," ucapnya.
Meski begitu, SBY mengakui dalam rapat pimpinan nasional Demokrat beberapa waktu lalu, dia telah meminta para kader partainya memberikan suara kepada calon presiden dan wakil presiden yang sejalan dengan partai berlambang mirip logo Mercy itu. "Suara kader Partai Demokrat akan diberikan kepada capres yang platform, visi, dan solusinya segaris dengan Partai Demokrat."
Di akhir cuitnya, SBY justru meminta tim sukses masing-masing calon presiden dan wakil presiden fokus membantu calon yang diusung untuk berkomunikasi secara efektif dengan rakyat agar bisa menang dalam pemilihan presiden pada 9 Juli mendatang. "Bukan sibuk bernafsu menyerang dan menuduh kompetitor dengan kampanye hitam," katanya. "Percayalah, tidak akan efektif." (Baca juga : SBY Ajukan Syarat untuk Dukung Prabowo-Hatta)
PRIHANDOKO
Berita terpopuler:
Cokelat Cadbury Mengandung Babi?
Dirut Pelni yang Dipecat Dahlan Ternyata Raup Laba
Selain Cadbury Berbabi, Waspadai Biskuit Haram