TEMPO.CO, Jakarta - Tiga organisasi sayap Partai Golongan Karya mendeklaraskan dukungan mereka kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla. Ketiga organisasi sayap Golkar itu adalah Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia, Ormas MKGR, dan Kosgoro 57. Pernyataan deklarasi itu kemudian diberikan langsung kepada Jusuf Kalla di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Ahad, 8 Juni 2014.
Andi Matalata, mantan Menteri Hukum dan HAM; serta Zainal Bintang, politikus senior Partai Golkar, hadir dalam deklarasi itu. "Dengan ini menyerukan kepada seluruh anggota eksponen Tri Karya untuk memilih Jokowi-Kalla," kata Zainal.
Menurut Zainal, dukungan ini berada di luar struktur partai. Eksponen Tri Karya Golkar yang terdiri atas tiga organisasi sayap Golkar merupakan ormas yang berhak menentukan sikap politik.
Zainal membacakan deklarasi di hadapan calon wakil presiden Jusuf Kalla. Isi deklarasi tersebut adalah:
1. Eksponen Tri Karya Golkar mendukung Joko Widodo dan Jusuf Kalla dalam pemilihan presiden.
2. Eksponen Tri Karya Golkar akan bekerja keras bahu-membahu mendukung Jokowi-JK dalam usaha pemenangan.
3. Eksponen Tri Karya Golkar akan berdoa agar pasangan Jokowi-JK mendapat rahmat-Nya.
Kosgoro adalah singkatan Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong-Royong yang berdiri pada 1957. MKGR adalah Musyawarah Kekeluargaan Gotong-Royong yang pada mulanya didirikan untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi rakyat supaya tercapai penguasaan ekonomi nasional oleh bangsa Indonesia. Adapun Soksi adalah Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia yang didirikan oleh Prof. Suhardiman. Ketiga organisasi ini adalah organisasi sayap yang menyatakan diri telah melebur menjadi Eksponen Tri Karya Golkar.
Dalam acara tersebut, Jusuf Kalla memberikan pidato berisi ucapan terima kasih atas dukungan terhadap dirinya. Ia juga mengatakan, "Wajar dan waras apabila kader Golkar memilih kadernya." Ia juga menegaskan bahwa pemilihan presiden bukan pemilihan legislatif, sehingga keliru apabila orang memilih partai. Dalam pemilihan presiden, kata Kalla, yang dipilih adalah figur, bukan partai.
DINI PRAMITA
Terpopuler:
Jokowi-JK Pertahankan Anggota Tim Sukses Terlibat Korupsi
Pendaki Tegal Hilang di Semeru Akhirnya Ditemukan
Universitas Padjadjaran Favorit Peserta SBMPTN