TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden dan wakil presiden dari poros PDI Perjuangan, Joko Widodo dan Jusuf Kalla, mengatakan akan melanjutkan program atau kebijakan dari pemerintahan saat ini yang dianggap baik. Tapi Jokowi menegaskan, ia tidak ragu untuk memperbaiki atau menghapus kebijakan yang dirasa merugikan.
Jokowi mengatakan perencanaan jangka panjang menjadi titik acuan untuk siapa pun presiden dan wakil presiden yang akan terpilih. Tanpa itu, Jokowi menilai rencana pembangunan akan terpotong-potong. "Yang baik kita lanjutkan dan yang tidak baik kita evaluasi. Tapi, hal prinsipiil dan ideologis yang harus dipertahankan. Kita tidak ingin meninggalkan rencana jangka panjang dan menengah yang sudah ada. Tapi yang berkaitan dengan idelogi dan prinsip akan tetap dimasukkan," katanya di Balai Sarbini, Senin, 9 Juni 2014.
Kalla menambahkan, program yang harus dievaluasi berada di sektor ekonomi. Ia mencontohkan, di pemerintahan saat ini, pertumbuhan ekonomi merosot dan produksi minyak turun. "Dulu 7 persen pertumbuhan ekonomi, sekarang 5 persen. Kebijakan ini tentunya harus diperbaiki," kata Kalla.
Jokowi mengatakan perencanaan jangka panjang memang penting, tapi eksekusi dan implementasi dan manajemen pengawasan menjadi lebih penting. "Di negara kita yang paling sulit manajemen pengawasan," katanya.
Debat pada malam ini merupakan yang pertama. Tema debat adalah "Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih, dan Kepastian Hukum". Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa mengenakan kemeja berlengan panjang putih dan celana panjang berwarna krem, sementara Jokowi dan Kalla mengenakan setelan jas hitam. Saat memasuki arena debat, kedua pasangan tersebut bersalaman.
Format debat kali ini terdiri atas enam segmen, yakni isi segmen, penyampaian visi-misi, pendalaman visi-misi, pertanyaan moderator seputar tema, pertanyaan antar-calon presiden dan wakil presiden, serta pernyataan penutup.
ANANDA TERESIA
Terpopuler:
Nurul: Keaslian Dokumen Pemecatan Prabowo Diragukan
Nasib Kontrak Freeport Di Tangan Presiden Baru
Petani dan Nelayan Kritik Gaya Bicara Monoton SBY