TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut 1, Prabowo Subianto, mengatakan pengurangan ketimpangan ekonomi yang terjadi saat ini bisa dilakukan lewat percepatan ekonomi.
Salah satu opsi yang bisa dilakukan adalah dengan memberdayakan sektor agroekonomi. Sebagai negara tropis, kata dia, Indonesia seharusnya memiliki pertanian yang maju.
"Dengan kondisi itu, seharusnya Indonesia bisa minimal dua kali panen padi dalam setahun," ujarnya pada pelaku pasar modal di Jakarta, Jumat, 20 Juni 2014.
Bahkan, seharusnya setiap 1 hektare lahan pertanian bisa menciptakan lapangan kerja untuk enam orang. Apalagi Indonesia memiliki 2 juta hektare lahan untuk pangan. Dengan kondisi itu, bisa dipastikan 12 juta orang bisa terserap di sektor pertanian.
Selain agroekonomi, salah satu yang akan dilakukan untuk menurunkan ketimpangan ekonomi adalah menekan pertumbuhan penduduk dengan menggalakkan program keluarga berencana. (Baca: Prabowo Paparkan Program Ekonomi ke Investor).
Saat ini Indonesia, tutur dia, mengalami permalahan pelik pada angka kelahiran. Jumlah angka kelahiran di Indonesia cukup tinggi, yaitu 5 juta orang per hari atau setara dengan penduduk Singapura.
"Bayangkan setiap tahun ada Singapura baru di negara kita yang harus diberi makan," kata Prabowo. Dalam sektor infrastruktur, Prabowo berjanji akan membangun jalan raya dan rel kereta masing-masing sepanjang 3.000 kilometer.
Adapun dalam pengembangan agama, untuk mengurangi panjangnya antrean peserta haji, jika terpilih, dia berencana membuat sebuah lembaga tabungan haji. (Baca:Prabowo: Saya Tak Mau Menilai Rival Saya).
Untuk pembangunan pedesaan, dia berjanji akan membangun bank tani dan nelayan serta dana tunai untuk infrastruktur sebesar Rp 1 miliar setiap desa per tahun.
Prabowo sendiri mengakui dirinya memang tidak ahli dalam hal ekonomi. Namun, untuk menutupi kekurangan tersebut, dia saat ini dikelilingi para ahli. "Banyak mantan menteri koordinator di belakang saya."
FAIZ NASHRILLAH
Berita lain:
KPK Berencana Tempuh Jalur Hukum Soal Transkrip
Gang Dolly dan Tragedi Berdarah Sumiarsih
Tolak Fitnah, Banyu Biru Sebar Tabloid Jokowi-JK
Kolom Agama di KTP, Pengamat Sepakat Musdah Mulia