TEMPO.CO, Bandung - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung Deddy Ismatullah mengatakan akan segera mengambil tindakan terhadap salah satu dosen yang melakukan berpolitik praktis di dalam kampus. Hal tersebut terlontar setelah salah satu pegawai di UIN Bandung kedapatan melakukan paksaan terhadap mahasiswa untuk mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
"Jelas hal tersebut harus segera ditindaklanjuti. Itu sudah keluar dari aturan," katanya kepada Tempo, Senin, 23 Juni 2014. (Baca: Dosen ITB Diduga Terlibat Aksi Dukung Jokowi-JK)
Ia mengatakan akan segera membentuk tim khusus untuk menggali kebenaran kejadian tersebut. "Kasihanlah mahasiswa. Kalau itu memang terbukti, kita akan segera memberi sanksi," ujarnya.
Guru besar hukum tata negara ini pun menuturkan hal tersebut sudah jelas diatur dalam undang-undang. Jadi, menurut Deddy, PNS yang melakukan tindakan seperti itu harus diberi sanksi.
Kasus tersebut berawal dari seorang PNS di UIN Bandung yang diketahui sebagai Ketua Laboratorium Fakultas Dakwah dan Komunikasi Wiryo Setiana kedapatan melakukan kampanye terselubung di dalam kampus.
Hal tersebut dilakukannya dengan cara memaksa mahasiswa yang mengunjungi laboratorium untuk menandatangani kertas yang berisi dukungan terhadap pasangan Prabowo-Hatta Rajasa.
Seorang mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung, Metta Damayanti, menuturkan kisahnya saat ia dipaksa menandatangani kertas tersebut. Ia mengatakan, saat dirinya berkunjung ke laboratorium untuk membaca skripsi, tiba-tiba ia ditawari menandatangani sebuah kertas. Sebelumnya, ia belum mengetahui isi kertas tersebut. Ia mengira kertas tersebut merupakan daftar hadir mengunjungi laboratorium.
"Tadinya saya enggak mau tanda tangan, tapi si Bapak maksa. Karena takut, ya terpaksa saya tanda tangan," ujarnya kepada Tempo beberapa hari lalu.
Menurut ia, selain disuruh menandatangani, PNS tersebut juga berkali-kali menjelek-jelekkan Jokowi di hadapan mahasiswa.
Sementara itu, Wiryo mengatakan bukan bermaksud untuk kampanye. Ia hanya ingin mengumpulkan nama-nama pendukung Prabowo untuk dikirim langsung ke tim pemenangan di Polonia.
"Saya bukan tim sukses Prabowo. Saya hanya relawan. Saya ikhlas melakukan ini," ujarnya.
IQBAL T. LAZUARDI S
Berita Lain
Harga Kopi Starbucks Naik Satu Dolar
Rapor APBD DKI Merah, Ahok Bela Jokowi
Pejabat Australia Temukan Lokasi Baru MH370