TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, mengatakan ada empat penyebab utama yang menimbulkan perbedaan hasil hitung cepat pemilihan presiden sejumlah lembaga survei. "Penyebab ini bersumber dari ketidaktaatan pelaku survei dan hitung cepat," kata Qodari dalam diskusi Perspektif Indonesia Smart FM di Restoran Rarampa, Sabtu, 12 Juli 2014. (Baca: Integritas Lembaga Survei Pro-Prabowo Diragukan)
Menurut Qodari, penyebab pertama disebabkan pelaku tak memahami metode sampling dengan baik. Akibatnya, pelaksanaan hitung cepat tak bisa mengambil sampel yang mewakili populasi. Kedua, pelaku memahami metode pengambilan sampling, tetapi pelaksanaan teknisnya berantakan sehingga data yang masuk ke sistem jadi error. (Baca: Jangan Percaya, Banyak Lembaga Survei Dadakan)
Penyebab ketiga, kata Qodari, pelaku tak memahami metodologi dan tak turun ke lapangan. Pelaksana hitung cepat tak punya relawan dan tak punya pusat data. "Jadi, data yang disampaikan pada publik bukan dari lapangan, tapi ngarang alias fiktif," kata Qodari. (Baca juga: Adik Prabowo Tuding 4 Lembaga Survei Pro-Jokowi)
Sedangkan penyebab keempat terjadi lantaran pelaku dengan sengaja mengubah hasil lapangan menjadi data sesuai dengan keinginan. Sebab keempat ini, kata Qodari, merupakan cara paling buruk lantaran mengkhianati keilmuan.
Qodari berharap Persatuan Survei Opini Publik segera melakukan audit terhadap seluruh lembaga survei yang menggelar hitung cepat. Audit ini bisa dilakukan secepatnya sebelum KPU mengumumkan hasil resmi pemilihan presiden. "Audit perlu dilakukan bukan untuk mengetahui siapa yang menang, tetapi bagaimana kaidah ilmiah dijalankan," ujarnya.
Polemik seputar hasil survei muncul lantaran perbedaan dalam hasil hitung cepat pemilihan presiden. Dari sebelas lembaga yang menggelar hitung cepat, tujuh lembaga survei memenangkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Sedangkan empat lembaga survei memenangkan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Hasil hitung cepat ini dijadikan dasar bagi kedua pasangan untuk mendeklarasikan kemenangan.
IRA GUSLINA SUFA
Terpopuler
Obama Telepon Netanyahu Beri Dukungan ke Israel
Istri Muda Wali Kota Palembang Sambangi KPK
Libanon Serang Israel dengan Roket
Jokowi-JK Keok di Kota Pasuruan
Produk Israel yang Diserukan untuk Diboikot di AS
Yoga Tanpa Baju di Tengah Jalan, Wanita Ini Dibui
KPK: DPR Tak Mendukung Pemberantasan Korupsi
Cortana Prediksi Jerman Juara Piala Dunia
Berantem Soal Capres di Medsos,Tanda Belum Dewasa
Milisi Libanon Serang Israel dengan Roket