TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut 2, Joko Widodo, menginstruksikan kepada tim pemenangan dan relawannya untuk siaga mengawal proses perhitungan suara di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Penggerak saksi tim kampanye nasional Jokowi-JK, Arif Wibowo, mengatakan instruksi itu untuk meredam timbulnya kecurangan mulai dari tingkat daerah hingga ke pusat. (Baca: Migrant Care Endus Kecurangan Pemilu di Malaysia)
"Pak Jokowi ingin menang maupun kalah dengan suara yang murni dari masyarakat," kata Arif saat dihubungi melalui telepon selulernya, Sabtu, 12 Juli 2014.
Baca Juga:
Arif mengatakan instruksi itu telah dijalankan dengan mengerahkan seluruh tim untuk mengawasi proses perhitungan suara. Selain menyiapkan saksi secara resmi di KPU, relawan juga diminta aktif berkoordinasi dan mengawasi wilayah mereka masing-masing.
Seperti diketahui, perolehan suara pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang tercatat dalam lampiran formulir C1 rentan dimanipulasi. Itu terlihat dari adanya beberapa perubahan tanda dalam pemindaian lampiran formulir yang dikirim ke KPU. Contoh di TPS 41 Kelapa Dua, Banten, yang membuat suara pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa terdongkrak. (Baca: Terjadi Kecurangan, 6 Provinsi Pemilu Ulang)
Menurut Arif sikap siaga yang ditunjukkan oleh timnya bukan lantaran curiga tim Prabowo-Hatta bakal berlaku curang. Namun, pengawalan suara itu lebih dimaksudkan untuk menjaga diri dari segala potensi negatif yang bisa muncul dalam proses penghitungan suara. "Intinya hanya berjaga-jaga," kata dia. (Baca: KPK Ingatkan Pemilu Presiden Rawan Kecurangan)
Arif berharap instruksi Jokowi itu bisa dijalankan timnya dengan baik. Sehingga, publik maupun timnya bisa memperoleh hasil pemilu yang sesuai dengan cita-cita bangsa. "Prinsipnya ingin menjaga proses demokrasi tetap berjalan." (Baca: Cegah Kecurangan, Jokowi Kumpulkan C1)
TRI SUHARMAN
Berita Terpopuler
Produk Israel yang Diserukan untuk Diboikot di AS
Yoga tanpa Baju di Tengah Jalan, Wanita Ini Dibui
KPK: DPR Tak Mendukung Pemberantasan Korupsi
Main Sinetron Lagi, Deddy Mizwar Dinilai Tak Etis