TEMPO.CO, Jakarta - Pembahasan rekapitulasi penghitungan suara di perwakilan Kuala Lumpur memakan waktu hingga tiga jam. Ini karena saksi dari kubu Jokowi-Jusuf Kalla mempertanyakan mekanisme pemungutan suara melalui dropbox dan pos. Mereka menilai kedua meknisme tersebut kurang bisa dipantau pengawas pemilu.
"Sistem dropbox di pemilu legislatif paling banyak menimbulkan permasalahan karena dugaan besar dicoblos oleh yang tak berhak. Kenapa PPLN Kuala Lumpur lebih memilih dropbox?" kata Sudiyatmiko Ariwibowo di gedung KPU, Kamis, 17 Juli 2014. (Baca: Hasil Pilpres di Malaysia: Prabowo 82 Persen, Jokowi 15 Persen)
Senada dengan Sudiyatmiko, saksi lainnya dari kubu Jokowi, yaitu Ferry Mursyidan Baldan, merasa khawatir mekanisme dropbox dan pos ini menjadi modus baru kecurangan karena pengawasannya yang lemah. "Kenapa seakan-akan mengarahkan pemilih ke dropbox dan pos? Rasanya tak ada kesulitan untuk datang ke TPS," kata Ferry.
Ketua PPLN Kuala Lumpur Tengku Adnan mengatakan pihaknya memang menambah jumlah dropbox pada pemilu presiden dan wakil presiden kali ini. Alasannya, partisipasi pemilih melalui tempat pemungutan suara sangat rendah. (Baca: PPLN Minta Aturan Pemungutan Suara Diubah)
"Waktu pileg kemarin tingkat partisipasi di TPS hanya 1,8 persen. Akhirnya kami putuskan mengurangi TPS dan menambah mekanisme dropbox dengan dropbox keliling," kata Adnan.
KPU Pusat mengaku pihaknya berpegangan pada surat keputusan yang menyatakan jumlah TPS sebanyak 102 dan dropbox 23 buah. Namun, pihak PPLN diberi kewenangan untuk mengubah hal tersebut menyesuaikan dengan keadaan di lapangan. "Sesuai prosedur kami sudah lapor pada Pokja PPLN untuk diteruskan ke KPU," kata dia.
Adnan mengatakan tambahan 12 dropbox tersebut digunakan untuk dropbox keliling untuk menjemput bola para pemilih yang sedang bekerja, seperti di barak dan kawasan konstruksi. (Baca: WNI di Malaysia Mencoblos pada 5 Juli 2014)
Adapun untuk pemilih melalui TPS hanya difokuskan untuk mereka yang berdomisili di Kuala Lumpur. Sedangkan di lima negara bagian lainnya, seperti Selangor, Klantan, Perak, Putrajaya, dan Trengganu memakai dropbox. "Dropbox keliling diawasi oleh saksi masing-masing calon dan panwaslu," kata Adnan.
TIKA PRIMANDARI
Topik terhangat:
Jokowi-Kalla | Prabowo-Hatta | Piala Dunia 2014 | Tragedi JIS
Berita terpopuler:
Pamer Busana Muslimah, Syahrini Dirisak Netizen
Komnas HAM Pastikan Pemanggilan Paksa Kivlan Zen
Malaysia Airlines Tertembak Misil Dekat Rusia