TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari mengapresiasi langkah Joko Widodo mengundang publik untuk memberi usulan susunan kabinet yang akan mengisi sejumlah jabatan menteri pada periode pemerintahan 2014-2019 nanti. "Makin banyak pilihan nama calon menteri, semakin baik. Enak untuk memilih yang terbaik," ujar Qodari melalui pesan singkat, Jumat, 25 Juli 2014.
Menurut Qodari, langkah ini akan memudahkan Jokowi dalam memilih orang yang tepat untuk posisi menteri. Dia menuturkan Jokowi bakal terhindar dari mekanisme pemanggilan satu per satu calon menteri. Mekanisme ini dilakukan pendahulu Jokowi, Susilo Bambang Yudhoyono, saat menyusun kabinet. (Baca: Mekanisme Pemilihan Kabinet Jokowi-Kalla)
Dengan menampung usulan publik, kata Qodari, Jokowi akan terhindar dari sejumlah polemik saat menunjuk nama-nama menteri. "Nama-nama yang diusulkan akan mendapatkan respons terbuka dari masyarakat sehingga terjadi audisi publik."
Adanya penilaian langsung dari masyarakat, menurut Qodari, akan memudahkan Jokowi dan pasangannya, Jusuf Kalla, memberi penilaian. Dengan begitu, Jokowi-Kalla diharapkan bisa langsung mengumumkan kabinet sehari setelah dilantik sebagai preside dan wakil presiden pada 20 Oktober nanti. "Pemerintahan langsung terbentuk dan segera bisa bekerja." (Baca: Jokowi Bertemu SBY Bahas Transisi Usai Lebaran)
Sebelumnya, Jokowi berujar, mekanisme pemilihan menteri dalam kabinet Jokowi-Jusuf Kalla nanti akan terdiri atas beberapa tahapan. Ia menuturkan akan membentuk tim untuk menyeleksi kriteria personel yang akan dipilih masuk dalam kabinet. Nama yang dipilih tim selanjutnya akan dibahas bersama partai pendukung. Jokowi juga menyatakan membuka ruang bagi publik memberi masukan nama-nama menteri melalui media sosial seperti Facebook.
IRA GUSLINA SUFA
Terpopuler
Petisi Netizen Minta PKS Dikucilkan di Parlemen
Mekanisme Pemilihan Kabinet Jokowi-Kalla
Jokowi Bertemu SBY Bahas Transisi Usai Lebaran
Akhir Jabatan Jokowi, PNS Berebut Foto Bareng