Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Sejak kemunculannya di Wuhan, Cina, pada September 2019, virus Corona alias COVID-19 telah mengkhawatirkan sebagian besar masyarakat di seluruh dunia.
Pasalnya, virus Corona yang disebut-sebut berasal dari kelelawar dan berbiak di binatang ular ini daya penularannnya di manusia cepat dan dikenal mematikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selang 6 bulan sejak kemunculan perdananya di Wuhan, virus Corona terdeteksi telah sampai ke Jakarta. Jumlah penderita positif virus Corona hingga Rabu, 11 Maret 2020 sudah 34 orang. Berikut ini merupakan 4 fakta munculnya wabah bernama lengkap Novel Coronavirus itu di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
1. Diduga muncul pertama kali di Indonesia di Gedung BRI II
Dugaan pertama munculnya virus corona di Jakarta, berawal dari Gedung BRI II di Sudirman, Jakarta Pusat. Beredar kabar virus corona menjangkiti salah seorang pegawai Huawei yang berkantor di lantai 19. Hal itu sempat mengakibatkan kepanikan di antara karyawan yang berkantor di sana.
"Jujur gue sih panik, karena pegawai Huawei itu banyak banget dan sering main ke lantai gue," ujar sumber Tempo yang bekerja di Tower BRI 2, Kamis, 23 Januari 2020.
Kepanikan bertambah saat pihak Huawei membagikan masker kepada para karyawannya. Selain itu pada pukul 13.00, muncul broadcast dari pihak Huawei yang mengimbau para karyawan yang ingin berpergian menggunakan masker.
"Diintruksikan buat yang merasa terkena demam untuk melapor," kata sumber Tempo itu.
2. Menteri Kesehatan membantah pernyataan Gubernur DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan di Jakarta ada beberapa orang yang dicurigai mengidap corona virus. Pemprov DKI kemudian melakukan pemantauan dan pengawasan kepada mereka.
“Selama satu bulan lebih, di DKI ini ada 115 orang yang ada pemantauan, dan 32 pasien yang dalam pengawasan. Ini semua mengikuti kriteria yang ditetapkan oleh kementerian kesehatan," ujar Anies Baswedan.
Pernyataan Anies juga didahului dengan penerbitan Instruksi Gubernur atau Ingub nomor 16 tahun 2020 pada 25 Februari 2020. Dalam instruksinya, Anies memerintahkan seluruh jajaran untuk mendukung sosialisasi resiko penularan Corona di seluruh wilayah Jakarta.
Tak lama setelah itu, pernyataan Anies dibantah oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Ia mengatakan sampai 1 Maret 2020, tak ada masyarakat yang positif terkena virus corona.
“Jadi, kurang tepat pernyataan itu. Karena hasil semua PCR sampai detik ini semua negatif. Kalau negatif artinya apa? Memang ndak ada,“ ujar Terawan.
3. Terjadi panic buying usai Jokowi umumkan 2 WNI positif Corona
Pada 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan 2 orang di Indonesia positif mengidap virus corona. Mereka adalah anak dan ibu yang tinggal di kawasan Depok, Jawa Barat. Keduanya diduga terkena virus corona dari seorang warga negara Jepang yang juga positif.
Usai mengumumkan hal tersebut, masyarakat menjadi panik. Hal ini kemudian memicu panic buying di sejumlah pusat perbelanjaan di Jakarta. Masyarakat yang memborong bahan makanan itu khawatir virus akan berdampak lebih buruk lagi.
Tak berapa lama setelah itu, jumlah penderita corona virus berlipat ganda. Dari yang sebelumnya hanya 2, naik menjadi 19, lalu menjadi 27, dan menjadi 34 orang saat ini.
4. Dua pasien Corona dinyatakan telah sembuh
Angin segar dalam perang melawan virus Corona mulai dirasakan pada Senin, 9 Maret 2020. Juru Bicara Pemerintah untuk penanggulangan COVID-19, Achmad Yurianto mengatakan dua pasien positif mengidap virus Corona mulai menunjukan kesembuhan. Mereka adalah pasien 06 dan pasien 14, yang menunjukan hasil negatif dari dua pemeriksaan terakhir yang mereka jalani.
Antrean pembeli di kasir di Hypermart Gajah Mada Plaza, Gambir, Jakarta Pusat, Senin malam, 2 Maret 2020. Tak hanya etalase bahan makanan yang tampak kosong, etalase sabun tangan dan sabun cair pun tampak kosong. TEMPO/Lani Diana
"Kami sekarang sedang mengedukasi mereka untuk persiapan pulang, dengan melaksanakan self isolated (swaisolasi)," kata Yurianto di Kantor Presiden, di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu, 11 Maret 2020.
Yurianto mengatakan swaisolasi ini berarti kedua pasien harus mengisolasi diri dari lingkungan dan bahkan keluarganya. Isolasi yang harus dilaksanakan oleh kedua pasien itu mencangkup tetap menggunakan masker, menghindari kontak dekat dengan keluarga, tidak menggunakan alat makan dan minum bersama, dan mengurangi aktivitas di luar rumah, terutama aktivitas bertemu dengan orang lain.
"Ini bukan sesuatu yang mudah karena kita harus menyampaikan betul. Meskipun sudah negatif masih kita harapkan mereka berhati-hati," kata Yurianto terkait kabar bagus pasien COVID-19 yang dinyatakan sembuh itu..