Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

4 Tips Buat Perempuan yang Mau Berkarier Jadi Barista

Meski didominasi pria, tak berarti tak ada kesempatan bagi perempuan jadi barista

15 Februari 2020 | 11.10 WIB

Barista Gabriela Karen Fernanda saat ditemui dalam acara Indonesia Coffee and People Festival di Jakarta pada Jumat, 14 Februari 2020. TEMPO/Sarah Ervina Dara Siyahailatua
Perbesar
Barista Gabriela Karen Fernanda saat ditemui dalam acara Indonesia Coffee and People Festival di Jakarta pada Jumat, 14 Februari 2020. TEMPO/Sarah Ervina Dara Siyahailatua

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bekerja sebagai seorang barista mungkin masih didominasi oleh para pria. Namun bukan berarti, tidak ada kesempatan bagi perempuan yang melakukan hal ini. Anda tertarik? Barista Gabriela Karen Fernanda pun membagikan kiatnya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurunya, yang pertama tentu membekali diri dengan ilmu seputar kopi dan cara mengolahnya. Sebab meski terlihat mudah, hal ini sebenarnya sangat sulit. “Setiap hari pasti ada ilmu baru sehingga keinginan belajar harus terus ditetapkan. Kalau tidak mau belajar, lebih baik jangan,” katanya saat ditemui dalam acara Indonesia Coffee and People Festival di Jakarta pada Jumat, 14 Februari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wanita berusia 28 tahun ini juga mengimbau agar setiap wanita tidak terlabelisasi dengan pekerjaan barista yang hanya bisa dilakukan pria. Meski nantinya pasti ada banyak orang yang meremehkan, namun buktikan saja dengan hasil olahan kopi yang enak. “Pengalamanku juga sering dipandang sebelah mata. Tapi kita tunjukkann saja kalau mampu dengan memberi kopi yang enak buat mereka,” katanya.

Selain itu, Gabriela juga mengatakan apabila seseorang merasa lelah dan ingin menyerah, mereka harus melihat prestasi apa yang sudah dikerjakan. Apabila semuanya mendatangkan kebaikan, tentu harus dilanjutkan. “Bohong kalau tidak ada titik jenuhnya. Tapi kalau saya, pasti dipikir pekerjaan ini membuat bahagia atau tidak, ada manfaatnya atau tidak, kalau ya berarti harus terus dijalankan,” katanya.

Terakhir, Gabriela mengingatkan bahwa pergi ke luar negeri dan menjadi terkenal adalah bonus. Sebab tak sedikit wanita ingin menjadi barista karena hal-hal tersebut. “Kita harus lebih fokus ke proses untuk mendapatkan itu. Tentu dengan cara menambah skill, pengetahuan tentang kopi sehingga kita benar-benar mahir dan bisa diundang kesana kemari,” katanya.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus