Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Denpasar - Wuling Confero S mengaplikasikan penggerak roda belakang serupa dengan yang diterapkan pada Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia. Sementara rival-rival di segmen ini seperti Honda Mobilio, Suzuki Ertiga, Nissan Grand Livina, serta pendatang baru Mitsubishi Xpander berpenggerak roda depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Product Planning Specialist Wuling Motors Arief Ramadhi mengatakan bahwa penggerak roda belakang lebih bertenaga untuk digunakan di jalanan yang tidak rata. “Tidak semua jalan di Indonesia itu mulus, jadi penggerak roda belakang lebih cocok untuk di Indonesia,” kata Arief di sela-sela acara Wuling Confero S Media Test Drive di Bali, Rabu malam, 11 Oktober 2017.
Baca: Suku Cadang Wuling Diklaim Lebih Murah 20 Persen, Ini Hitungannya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keuntungan penggerak roda belakang lainnya, lanjut dia, traksi roda belakang akan semakin baik saat beban kendaraan penuh. Misalnya, mobil diisi 7-8 penumpang, atau bagasi penuh diisi barang bawaan.
Wuling menggunakan chassis model monokok yang diklaim menjanjikan lebih banyak kenyamanan. Suspensi depan maupun belakang Wuling Confero S sedikit lebih keras, namun hal ini tidak sampai mengurangi kenyamanan penumpang di dalam kabin. Suspensi keras ini justru dimaksudkan untuk menjaga kestabilan mobil pada saat bermanuver dan meminimalisasi risiko body rolling.
Menurut Arief, Wuling Confero S dibekali mesin 1.500 cc berteknologi P-Tec DVVT yang bertenaga serupa dengan kubikasi pada Toyota Avanza. Mesin ini juga diklaim irit bahan bakar. Wuling juga sudah menerapkan teknologi Electronic Power Steering untuk menekan konsumsi bahan bakar. Sayang, Wuling belum merilis hasil pengujian konsumsi bahan bakar di Indonesia. “Boros tidaknya tergantung habit atau gaya mengemudi,” ujarnya.